Tuyul Gentayangan, Ini Tanggapan Driver Ojol

Jakarta, Selular.ID – Polemik tuyul dan order fiktif (ofik) terus terjadi. Sejumlah driver ojek online (ojol) yang melakukan kecurangan ini karena mereka tergiur dengan bonus besar dari perusahaan mereka. Mereka menggunakan fake gps untuk melancarkan aksi ofik dan tuyul.

Si tuyul ditempatkan di beberapa lokasi yang ramai penumpang. Dengan begitu, sang driver curang tersebut mendapatkan order di lokasi ramai penumpang yang lokasinya berbeda. Namun, ofik dan tuyul ini jelas merugikan para driver yang berada di lokasi sekitar.

Alhasil driver sekitar tidak mendapatkan order akibat ulah driver nakal tersebut. Tindakan penipuan ini jelas merugikan driver yang jujur, perusahaan transportasi online yang menaungi para driver, para penumpang, dan driver ofik sendiri merasa dirugikan. Selaku penyedia layanan ojek online, baik Grab dan Gojek bersama Kominfo serta Kepolisian RI menindak tegas aksi ofik ini.

Lantas bagaimana tanggapan dari para driver ojek online yang tidak melakukan ofik ? Kami SelularID meminta tanggapan terkait ofik dan online tersebut kepada seorang driver ojek online, sebut saja Joe.

“Saya sering sekali melihat para driver ojek online yang melakukan ofik. Jumlah nya saya kurang tau pasti. Yang jelas banyak. Untungnya, teman-teman saya tidak ada yang melakukan ofik tersebut. Kalau ada pasti sudah saya tegur,” ujar Joe, driver Grab saat ditemui SelularID di Jakarta.

Dikatakannya, dia tidak tergiur dengan ofik tersebut.

“Alhamdulillah, saya selalu diajarkan untuk bekerja dengan jujur. Rezeki sudah ada yang atur, kalau bisa jangan melakukan hal-hal tersebut karena merugikan diri sendiri dan orang lain. Yang saya lakukan untuk mencegah ofik adalah bekerja dengan keras dan giat tanpa malas-malasan agar poin tercapai,” tegas Joe.

Dijelaskannya, ada waktu dan tempat tertentu sang driver curang melakukan ofik tersebut.

“Kalau lokasi persisnya, saya tidak tahu. Kalau waktunya kemungkinan bisa terjadi ketika akan terjadi tutup poin (TuPo) mungkin driver yg masih kurang poin bisa melakukan ofik tersebut,” terangnya.

Menurutnya, dari mitra penyedia layanan transprotasi yang menaunginya, Grab belum ada sistem yang dapat mendeteksi dan menanggulangi ofik tersebut.

“Sepengetahuan saya baru ada sistem pendeteksi ponsel yang di root. Jika Grab menemukan driver tersebut langsung ditindak tegas. Biasanya di-suspend beberapa hari, bisa juga putus mitra. Kalau sanksi pidana, saya rasa belum ada,” tandas Joe.

Diungkapkannya, ofik ini jelas mempengaruhi pendapatan para driver ojek online yang jujur, termasuk dirinya.

“Penurunan pendapatan yang terjadi selama ofik ini, rata-rata berkurang 20% hingga 30% untuk saya pribadi dan driver lain,” tutup Joe.