Kuartal Ketiga, Vendor Berbasis China Naik Peringkat

china_mobile_phone_user
Jakarta, Selular.ID – Pasar smartphone di Indonesia mencatat 7,2 juta pengiriman di kuartal ketiga 2017, turun 8.6% quarter over quarter (QoQ) dan 1.1% year over year (YoY) setelah libur Lebaran di periode 2017Q2. Di sisi lain, average selling prices (ASPs) smartphone, naik hingga USD193, kenaikan tajam sebesar 9% QoQ dan 31% YoY, dimana banyak model smartphone yang popular dari Samsung dan Oppo kini berada di harga yang lebih tinggi dari sebelumnya.

“Selain dari aktifitas ritel musiman setelah periode libur Lebaran di 2017Q2, beberapa perusahaan smartphone mengambil kesempatan untuk membersihkan inventory mereka di quarter tersebut demi memberi ruang pada model-model baru yang akan diluncurkan di 2017Q4, saat aktifitas ritel diprediksi akan membaik kembali,” ujar Risky Febrian, Associate Market Analyst, IDC Indonesia, melalui siaran resmi yang diterima Selular.ID (22/11/2017).

Kini 3 dari Top 5 merk smartphone di nusantara adalah vendor berbasis China. Di tengah penurunan pengiriman, Vivo dan Xiaomi merupakan vendor berbasis China yang patut dicermati di Indonesia karena mereka sukses memperbesar market share.

Vivo tetap melanjutkan aktifitas pemasaran mereka yang agresif, seperti Oppo. Xiaomi juga turut berpartisipasi dalam kompetisi dengan menambahkan aktifitas offline ritelnya dan juga dengan berbagai iklan di area-area yang ramai.

Advan sebagai satu-satunya merk lokal di Top 5, berusaha membedakan diri dengan mendorong aktifitas pemasarannya terhadap ekosistem IdOS, memperkenalkan fitur keamanan “Xlocker” dan “Privacy Protector” sebagai fitur uniknya.

Pengguna tetap memilih harga low-end (Rp1,4 juta-Rp2.7 juta / US$100-US$200) sementara midrange (Rp2,7 juta-Rp5,4 juta / US$200-US$400) terus menarik perhatian.

Indonesia tetap merupakan pasar yang sangat sensitif terhadap harga, dengan smartphones low-end yang masih mendominasi setengah dari pasar dengan pangsa 47%, sementara smartphones midrange terus bertumbuh dengan pangsa sebesar 32% di 2017Q3.

Press-Release-ID-2017Q3
Walau aktifitas pemasaran Oppo dan Vivo terfokus untuk ponsel midrange-nya, model low-end (seperti seri A dan Y) tetap merupakan model dengan pengiriman terbesar. Xiaomi bermain di area yang sama, dengan seri Redmi sebagai penggerak pertumbuhannya.

Fitur Dual camera dan layar thin/bezel-less dalam meningkatkan pertumbuhan segmen midrange. Ke depannya, diperkirakan akan lebih banyak perusahaan smartphone yang mengikuti tren fitur tersebut, dengan menargetkan pengguna yang ingin mengupgrade smartphone-nya dengan fitur tersebut, selain juga rasio harga terhadap spesifikasi yang setimpal.

Fitur-fitur ini yang sebelumnya hanya dapat ditemukan secara ekslusif pada ponsel high-end seperti Galaxy S8, nantinya akan menjadi semakin mainstream dimana vendor berbasis China dan vendor lokal akan mengadopsi fitur-fitur ini pada produk mereka untuk tetap kompetitif.

“Di quarter mendatang, dengan semakin meningkatnya kompetisi, perusahaan smartphone akan memanfaatkan beberapa cara kampanye pemasarannya. Dari sisi marketing, mereka akan memanfaatkan tren mobile gaming dengan mengasosiasi diri mereka dengan gamegame mobile yang sedang popular di kalangan anak muda. Mereka juga akan mengadopsi fitur-fitur seperti facial recognition biometrics dan on-device AI (artificial intelligence) untuk tetap relevan secara teknologi,” ujar Febrian.