Jakarta, Selular.ID – Proyeksi kebutuhan layanan data center di Indonesia akan meningkat secara eksponensial. Selain segmen korporasi, kebutuhan data center saat ini juga didominasi oleh perusahaan-perusahaan kecil atau startup, di mana membutuhkan fasilitas penyimpanan, pengolahan dan keamanan data. Sayangnya, pertumbuhan data center di Indonesia cenderung lambat karena permasalahan fitur layanan, kepercayaan pengguna dan iklim industri. Sehingga mayoritas startup lokal menggunakan Amazon Web Services (AWS). Jarang sekali startup yang menggunakan provider lokal.
Operator telco memegang konektivitas yang menghubungkan device dengan internet, sudah sejatinya bisa mengakomodir kebutuhan startup dalam mengelola sistem penyimpanan aplikasi di cloud. Rully Moulany, Country Manager Red Hat Indonesia, menjelaskan bahwa operator telco harus menyediakan digital playground supaya startup lokal mau menyimpan aplikasinya di data center lokal, bukan lagi di luar.
“Operator telco harus menjadi AWS atau Microsoft Azure-nya Indonesia. Kalau mereka tidak ke arah sana, mereka (perusahaan telco) hanya akan provide bandwidth saja,” ujar pria yang telah bergabung selama 1,5 tahun di Red Hat Indonesia tersebut.
Rully menjelaskan, digital playground ibaratnya taman bermain di mana startup bisa coba-coba dan menginkubasi suatu ide menjadi aplikasi, yang kemudian aplikasi tersebut digunakan untuk monetisasi. Sehingga bisa menghasilkan revenue bagi mereka.
“Digital playground pada dasarnya adalah innovation playground. Di sini Red Hat mendorong telco provider lokal untuk membangun digital playground menggunakan teknologi open source,” katanya saat exclusive group interview di Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Dengan open source, biaya yang dikeluarkan untuk set up playground bakal lebih rendah dan teknologi yang digunakan akan ‘open’ artinya tidak mengunci satu teknologi saja.
“Membangun startup yang paling penting adalah ide, bukan skill untuk coding. Digital playground harus bisa menghilangkan kompleksitas di mana merubah ide secepat mungkin menjadi realitas,” katanya.
Rully mengatakan, sudah ada beberapa klien Red Hat yang bekerja sama meluncurkan digital playground untuk membantu para startup menggunakan infrastruktur lokal dalam membangun aplikasi-aplikasinya. Namun Ia enggan menyebut siapa saja kliennya.