Bangkok, Selular.ID – Sebagai sponsor utama proyek Tizen, Samsung berharap sistem operasi open source berbasis Linux ini akan berhasil. Secara bertahap, raksasa elektronik asal Korea Selatan ini mengimplementasikan pada beberapa produknya. Berbeda dengan Android yang didesain untuk perangkat mobile, Tizen dari awal dirancang untuk mendukung semua perangkat yang terhubung ke Internet atau lebih dikenal dengan sebutan Internet of Things (IoT).
Di sektor ponsel dan tablet, Samsung nampaknya masih belum bisa lepas dari bayang-bayang Android yang dikuasai Google. Karena sistem operasi ini jugalah yang melambungkan nama Samsung di kancah industri ponsel sekaligus berhasil menumbangkan kejayaan Nokia.
Perusahaan inipun berkonsentrasi pada perangkat lain yang paling potensial yaitu televisi. Hari ini (12/02/2014), di ajang Samsung Forum 2015 yang digelar di Impact Exhibition, Bangkok, Samsung memperkenalkan inovasi terbarunya yaitu tiga seri SUHD TV yang berbasis platform Tizen. Ketiganya adalah tipe JS9500, JS9000, dan JS8500 yang masing-masing dibedakan pada spesifikasi hardware, namun teknologinya sama.
(Baca: Internet of Things Menjadi Fokus Samsung di 2015)
Pihak Samsung mengatakan dengan Tizen membuka kemungkinan lebih luas dari televisi sebagai pusat hiburan terintegrasi. “Semua jajaran smart TV Samsung yang diproduksi di tahun 2015 akan memakai Tizen,” ungkap Brad Wright, Director Samsung Electronics Australia, saat memperkenalkan ketiga produk tersebut.
Pernyataan Brad diamini oleh Ryan Tirta Yudistira, Director Consumer Electronics PT Samsung Electronics Indonesia. Menurut Ryan, semua Smart TV Samsung baru akan didukung oleh sistem operasi Tizen, yang tidak hanya menyediakan konektivitas lebih baik, tetapi juga memberikan platform lebih kuat. Para developer pun lebih mudah untuk membuat aplikasi. “Keberadaan Tizen ini memungkinkan konsumen memiliki akses ke berbagai konten dan layanan buat Smart TV yang jauh lebih luas,” ujarnya.
Lebih jauh, Ryan menyoroti keunggulan Tizen yang memiliki kompatibilitas yang lebih mudah untuk terhubung dengan platform lain. “Tizen sangat ringan dan open platform, bisa kompatibel dengan Android, iOs, Mac dan lainnya,” terangnya. Pria ini mencontohkan untuk saat ini, pengguna bisa menampilkan konten di smartphone ke layar TV dengan cepat dan tanpa lag, hanya dengan menekan tombol “Quick Connect” yang saat ini sudah ada di beberapa ponsel Samsung keluaran baru.
Dari segi kualitas layar, SUHD memakai teknologi layar proprietary nano-kristal yang diklaim lebih unggul dalam kecerahan, visibilitas, efisiensi daya dan ramah lingkungan.
Segudang kecanggihan ditawarkan TV layar lebar yang berukuran di atas 50 inchi tersebut. Tidak heran jika harga yang dibanderol pun terbilang sangat mahal karena memang menyasar segmen premium. Belum ada harga resmi untuk pasar Indonesia yang rencananya baru akan dijual April mendatang. Sebagai perbandingan, Samsung Curved Smart TV 65 Inchi yang dilepas setahun silam saja harganya sekarang di atas Rp40 juta. (bda)