Jakarta, Selular.ID – Xiaomi Redmi 5A resmi masuk pasar Indonesia. Produk teranyar dari pabrikan asal Tiongkok itu dibanderol murah meriah, yakni Rp999 ribu.
Seri Redmi 5A ini telah dilaunching juga sebelumnya di Tiongkok dan India dengan harga yang ditawarkan sedikit lebih tinggi yakni di kisaran Rp1,5 juta.
Adrie R. Suhadi, Country Lead Lenovo Mobile Business Group Indonesia pun turut berkomentar. Menurutnya, kehadiran Xiaomi Redmi 5A yang dijual dengan harga sangat murah menunjukkan ketidakmampuan brand dalam bersaing sehat, sehingga dijual lebih murah dari beberapa negara.
“Saya melihat sih itu hal yang biasa dan memperlihatkan ketidakmampuan brand dalam menghadapi persaingan, sehingga menjual rugi produknya demi market share pun dilakukan, pendapat saya seperti itu,” ujar Adrie kepada Selular melalui layanan pesan singkat (27/12/17).
Pendapat Adrie bukan tanpa sebab, karena Adrie melihat secara hitung-hitungan Xiaomi memang menjual jauh dari harga di Tiongkok dan India. Selisih harganya mencapai Rp501 ribu per unit. Adrie juga menegaskan hal tersebut bisa terkena pasal dumping.
“Kalau hitung-hitungan saya begitu, disini kan harganya tidak sampai Rp1 jutaan. Kalau menjual seperti ini ada resikonya ,” tambah Adrie.
Sebagai informasi pada saat puncuran Redmi 5A di Jakarta beberapa waktu lalu, Lei Jun, CEO Xiaomi Kepada beberapa media sempat menyebutkan bahwa model bisnis Xiaomi sangat inovatif dan berusaha menekan biaya sehingga bisa menjual produk dengan harga modal.
Dikatakannya Xiaomi tidak mencari laba dari perangkat keras atau hardware. Dengan begitu, kualitas produk baik dengan harga kompetitif.
Seperti Redmi 5A, Xiaomi bisa menjual di bawah Rp 1 juta di Indonesia, ini berkat kerja sama dengan mitra, seperti Qualcomm, Indosat Ooredoo, dan lainnya.
“Model bisnis Xiaomi sangat inovatif. Simpelnya, tidak mencari untung dari penjualan perangkat keras/hardware, karena selalu dijual dengan harga modal,” kata Lei Jun.