Selular.id – Google mengumumkan sejumlah fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) yang akan diintegrasikan ke dalam browser Chrome.
Fitur-fitur tersebut memanfaatkan Gemini, asisten AI milik Google, untuk membantu pengguna menjelajah internet dengan lebih mudah dan aman.
Rencananya, fitur ini akan tersedia secara bertahap, dimulai dari pengguna di Amerika Serikat dengan bahasa Inggris sebagai pengaturan default.
Gemini di Chrome akan berperan sebagai asisten penjelajahan yang dapat membantu pengguna dalam berbagai aktivitas.
Misalnya, pengguna bisa menanyakan riwayat browsing dengan kalimat natural seperti, “Situs apa yang saya lihat meja walnut minggu lalu?” tanpa harus mencari manual. Fitur ini dirancang untuk menyederhanakan hal-hal yang sebelumnya membutuhkan beberapa langkah pencarian.
Selain itu, Chrome akan mendapat peningkatan fitur keamanan. Gemini Nano, yang sudah terintegrasi dalam mode Safe Browsing, akan ditingkatkan kemampuannya untuk memblokir peringatan virus atau malware palsu serta halaman web yang mencoba melakukan langganan otomatis tanpa izin pengguna. Langkah ini diharapkan dapat melindungi pengguna dari ancaman siber yang semakin canggih.
Fitur lain yang termasuk dalam pembaruan ini adalah kemampuan Gemini untuk mengelola tab, memberikan ringkasan konten halaman web melalui AI, serta mengonversi pencarian kompleks di omnibox (bilah alamat) menjadi hasil yang lebih relevan.
Meski beberapa fitur ini sebenarnya dapat dilakukan secara manual, kehadiran AI membuat prosesnya menjadi lebih cepat dan intuitif.
Baca Juga:
Salah satu fitur yang paling menonjol adalah “agentic browsing”, di mana Gemini dapat melakukan tugas tertentu atas perintah pengguna.
Contohnya, membuat janji untuk mengganti oli mobil. Meski terdengar futuristik, Google menekankan bahwa pengguna tetap memegang kendali penuh dan dapat menghentikan proses kapan saja.
Untuk pengguna enterprise, fitur Gemini di Chrome akan dilengkapi dengan perlindungan data tingkat perusahaan. Google Workspace akan menjadi salah yang pertama menerima pembaruan ini dalam beberapa minggu ke depan.
Sementara itu, pengguna mobile—baik Android maupun iOS—juga akan mendapatkan fitur yang sama, meski belum ada penjelasan detail mengenai perbedaan antara versi desktop dan mobile.
Sayangnya, untuk sementara, fitur ini hanya tersedia bagi pengguna di Amerika Serikat dengan pengaturan bahasa Inggris.
Kebijakan ini kemungkinan besar terkait dengan proses pengujian dan regulasi setempat. Meski demikian, Google belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai rencana ekspansi ke negara lain, termasuk pasar besar seperti India dan Brasil.
Menariknya, meski Chromebook sudah memiliki integrasi Gemini, Google tidak menyebutkan perubahan khusus untuk perangkat tersebut. Kemungkinan, fitur baru ini akan langsung terintegrasi begitu tersedia untuk akun pengguna.
Integrasi AI dalam Chrome juga menunjukkan betapa eratnya hubungan antara browser dan layanan pencarian Google, yang menjadi alasan mengapa pangsa pasar browser sangat penting bagi perusahaan.
Kehadiran fitur AI di Chrome tidak serta-merta mengubah pengalaman browsing menjadi otomatis sepenuhnya. Pengguna masih dapat memilih fitur mana yang ingin digunakan, dan tidak ada yang dipaksakan untuk aktif secara default.
Pendekatan bertahap dan tidak invasif ini dinilai lebih bijak dibandingkan membanjiri pengguna dengan fitur AI yang mungkin belum siap atau diperlukan.
Dengan semakin banyaknya fitur AI yang diintegrasikan ke dalam produk Google, termasuk Ask Gemini di Meet dan beragam prompt Gemini, langkah ini memperkuat posisi Google dalam persaingan teknologi AI.
Meski batas harian untuk penggunaan Gemini juga telah diumumkan sebelumnya, fitur di Chrome diharapkan dapat memberikan nilai tambah tanpa membebani pengguna.
Kedepannya, perkembangan integrasi AI di Chrome akan sangat bergantung pada respons pengguna dan regulator. Jika berhasil, fitur-fitur ini dapat menjadi standar baru dalam browsing sehari-hari, sekaligus memperkuat ekosistem Google secara keseluruhan.