Jakarta, Selular.ID – Nilai tukar rupiah yang akhir-akhir ini merosot terhadap dollar, memang rentan membuat harga komoditas ikut terkerek. Tidak terkecuali untuk produk tablet dan smartphone, terlebih kedua produk tersebut masuk kategori komoditas impor. Sejauh mana antisipasi para pemain di industri perangkat mobile menghadapi kondisi demikian sepertinya menarik untuk dicermati.
Advan, misalnya, brand lokal yang satu ini tetap keukeuh tidak akan menaikkan harga walau nilai tukar rupiah terhadap dollar mengalami kenaikan. Hal itu seperti ditegaskan Advan melalui Director Marketing-nya, Tjandra Lianto. Menurut Tjandra menaikkan harga di saat posisi lagi sulit sangat tidak populer bagi masyarakat. “Yang penting walau kondisinya sulit, harapan kita daya beli (masyarakat) jangan sampai turun,” tukas Tjandra.
Sampai seberapa kuat Advan akan bertahan untuk tidak menaikkan harga di saat kondisi nilai tukar rupiah sedang anjlok terhadap dollar memang tidak diurai lebih jauh. Tjandra hanya mengatakan bahwa apa yang Advan pesan sekarang ini sudah diproyeksi di tiga bulan sebelumnya dengan nilai dollar saat itu yang sekitar Rp11 – 12 ribu.
“Kalau sampai modal lama ini habis, artinya kita proyeksi untuk tiga bulan ke depan dengan harga dollar yang baru, kita akan menyesuaikan dengan rate dollar yang sekarang. Tapi tidak melulu harus menaikkan harga, karena harga itu sangat rentan,” kata Tjandra.
Sejauh ini, dengan adanya kenaikan nilai tukar dollar terhadap rupiah, penjualan produk Advan disebut masih baik. “So far, kita masih cukup baik penjualan kita di Indonesia,” beber Tjandra. Bahkan, Advan membidik target penjualan secara keseluruhan hingga 150 ribu unit untuk jangka waktu tiga bulan.