Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Jelang Kongres The Fed, Rupiah Menguat Dilevel Rp15.705

BACA JUGA

Selular.ID – Dalam perdagangan kemarin, mata uang rupiah ditutup menguat 66 point walaupun sebelumnya sempat menguat 70 point  dilevel Rp15.705 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.771.

Sedangkan untuk perdagangan harini , mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.680 – Rp15.740.

Baca juga: Bitcoin Naik di Atas $43.000 Jelang Putusan Suku Bunga The Fed

Pengamat Pasar Uang dan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah masih didominasi sentimen eksternal dan internal.

Pasar sekarang menunggu kesaksian dua hari dari Ketua Fed Jerome Powell, yang dimulai pada hari Rabu, untuk mengetahui isyarat lebih lanjut mengenai suku bunga AS.

“Powell diperkirakan akan mempertahankan retorika hawkishnya dan memberikan sedikit isyarat mengenai penurunan suku bunga, terutama karena inflasi AS masih stagnan,” ujarnya.

Beberapa pejabat The Fed juga memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunganya.

Namun, meskipun ada ketidakpastian menjelang pertemuan Powell, sebagian besar pedagang tetap mempertahankan taruhan mereka bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni, menurut alat CME Fedwatch.

Selain Powell, fokus minggu ini juga tertuju pada data nonfarm payrolls untuk bulan Februari. Angka ketenagakerjaan AS untuk bulan Februari berpotensi mengguncang pasar pada hari Jumat.

Para ekonom memperkirakan perekrutan tenaga kerja melambat pada bulan lalu, namun jumlah yang lebih besar dari perkiraan dapat menambah kenaikan dolar tahun ini.

“Ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh hingga 5,15% pada 2024. Proyeksi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan untuk tahun sebelumnya sebesar 5,06%,” ujar Ibrahim.

Sedangkan, tantangan pada tahun 2024 masih berasal dari global, misalnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, perlambatan ekonomi China, hingga penurunan harga komoditas di pasar global.

“Selain itu, risiko yang masih membayangi yaitu masih tingginya suku bunga acuan global jika laju inflasi dunia belum turun ke level yang rendah. Risiko yang perlu diwaspadai,” tutup Ibrahim.

Baca juga: Rupiah Kembali Melemah Di level Rp15.826, Jelang Rilis Data AS

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU