Selular.ID – Setelah pada bulan April kemarin data internal Samsung mengalami kebocoran, kini perusahaan berbasis di Korea Selatan itu menindaklanjuti penggunaan Generatif AI.
Raksasa elektronik itu merencanakan pemblokiran sementara penggunaan alat AI generatif pada perangkat milik perusahaan, yang mencakup komputer, tablet, dan ponsel, serta perangkat bukan milik perusahaan yang berjalan di jaringan internal.
Larangan itu tidak hanya mencakup ChatGPT, tetapi juga layanan yang menggunakan teknologi seperti Microsoft Bing, serta layanan AI generatif yang bersaing seperti Bard dari Google.
Larangan yang akan datang awalnya dilaporkan oleh Bloomberg. Aturan tersebut hanya akan berlaku untuk perangkat yang dikeluarkan oleh Samsung untuk pekerjanya.
Artinya konsumen dan orang lain yang memiliki ponsel Samsung, laptop, dan perangkat lain yang terhubung tidak akan terpengaruh. Tidak jelas apakah ini akan efektif atau kapan akan mulai berlaku.
Dari laporan yang sama, pembatasan itu akan bersifat sementara, berlangsung hingga membangun langkah-langkah keamanan untuk menciptakan lingkungan yang aman untuk menggunakan AI generatif dengan aman guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi karyawan.
Perusahaan teknologi yang berkantor pusat di Korea Selatan itu dikatakan sedang mengembangkan alat AI internal sendiri untuk pengembangan dan penerjemahan perangkat lunak.
Chatbot AI generatif OpenAI ChatGPT telah mendapatkan popularitas besar di seluruh dunia sejak diluncurkan November lalu, dengan orang-orang bergantung padanya untuk memberi mereka jawaban berbasis teks untuk segala hal mulai dari penelitian dasar hingga tugas yang berkaitan dengan bisnis dan banyak lagi.
Tetapi beberapa keuntungan di bidang AI itu menemui hambatan yang signifikan. Selain kebocoran data hak milik ke layanan seperti yang terjadi pada Samsung bulan lalu, yang lain telah menandai potensi pelanggaran privasi data, pelanggaran hak cipta, dan ketidakakuratan dalam respons ChatGPT.
Salah satu masalah yang dicatat Samsung adalah sulit untuk mengambil dan menghapus data di server eksternal, dan data yang dikirimkan ke alat AI tersebut dapat diungkapkan kepada pengguna lain.
Berdasarkan survei internal Samsung pada bulan April, sekitar 65% peserta mengatakan menggunakan alat AI generatif memiliki risiko keamanan.
Baca juga : Keuntungan Samsung Anjlok ke Level 15 Tahun Lalu