Minggu, 3 Agustus 2025

Layanan 6G Komersial Diprediksi Baru Akan Meluncur Pada 2030

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Setelah 4G yang belakangan sudah menujukkan tanda-tanda maturitas, layanan 5G kini mulai berkembang di berbagai belahan dunia.

Laporan Ericsson menyebutkan, hingga akhir 2022 terdapat 1 miliar pengguna 5G dengan sekitar 230 jaringan operator yang telah aktif di seluruh dunia.

Vendor jaringan asal Swedia itu, menyebutkan masih ada banyak ruang untuk pertumbuhan di pasar, karena “sekitar 80 persen konsumen belum beralih ke langganan 5G”.

Dengan permintaan yang semakin berkembang, layanan 5G bernilai USD 107,0 miliar pada 2022. Selama lima tahun berikutnya, diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 25,3% hingga mencapai USD 331,12 miliar.

Meski 5G masih dalam pertumbuhan awal, namun pengembangan teknologi lanjutan, yaitu 6G terus menjadi perhatian para raksasa di bidang ini.

Seperti yang ditunjukkan oleh Nokia, NTT Docomo, dan perusahaan induk operator. Ketiganya mengklaim kemajuan signifikan pada antarmuka udara berbasis AI dan spektrum sub-terahertz untuk meningkatkan kapasitas, langkah yang menurut mereka merupakan komponen penting dalam evolusi menuju 6G.

Baca Juga: Bos Red Hat Bicara 5G dan Proyeksi 6G di Indonesia

Vendor menyatakan, inovasi teknologi itu memungkinkan radio 6G untuk belajar dengan mengintegrasikan AI dan pembelajaran mesin (ML) ke antarmuka udara selama uji coba pembuktian konsep di fasilitas Nokia Bell Labs.

Dengan memasangkan bentuk gelombang yang dipelajari berbasis AI di pemancar dengan penerima pembelajaran mendalam, peneliti Nokia Bell Labs, DOCOMO dan NTT dapat merancang dan mengimplementasikan antarmuka udara pembelajaran yang mentransmisikan data secara efisien dalam berbagai skenario.

Nokia menjelaskan menggabungkan “bentuk gelombang yang dipelajari berbasis AI dalam pemancar dengan penerima pembelajaran mendalam” memungkinkan peneliti untuk menghasilkan “antarmuka udara pembelajaran yang mentransmisikan data secara efisien dalam banyak skenario berbeda”.

“Implementasi berbasis AI/ML ini secara signifikan mengurangi overhead pensinyalan, menghasilkan peningkatan throughput hingga 30 persen.”

Nokia berpendapat antarmuka udara baru akan memberikan jaringan 6G “fleksibilitas untuk beradaptasi dengan jenis koneksi yang diminta oleh aplikasi, perangkat, atau pengguna”.

Keuntungan Sub-Terahertz Dalam Pengembangan 6G

Dalam pengujian lain, perusahaan mencapai koneksi 25Gb/s pada aliran 256QAM tunggal melalui frekuensi pembawa 144GHz menggunakan beamforming.

“Band sub-THz (100GHz ke atas) belum ditujukan untuk penggunaan seluler karena karakteristik propagasinya, tetapi teknik baru seperti beamforming dapat membuka frekuensi tersebut ke jaringan 6G di masa depan,” kata Nokia.

“Mengakses pita sub-THz akan menyuntikkan kapasitas yang sangat besar ke dalam jaringan 6G.”

Pada Juni 2022, Docomo dan NTT mengumumkan rencana untuk menguji coba teknologi seluler generasi berikutnya dengan Nokia, NEC, dan Fujitsu, yang berfokus pada spektrum sub-terahertz dan antarmuka yang mendukung AI.

Spesifikasi formal untuk 6G tidak diharapkan hingga sekitar 2026, tetapi momentum dipercepat pada 2022 karena pemain utama ingin memperkenalkan layanan komersial sekitar 2030.

Korea Selatan menargetkan penyebaran jaringan 6G komersial pertama di dunia pada 2028. Tak tanggung-tanggung, demi mendorong percepatan layanan 6G, otoritas setempat mengalokasikan hampir $200 juta untuk mengembangkan standar dan teknologi inti selama lima tahun.

Baca Juga: Ericsson: 5G Dorong Pertumbuhan Pendapatan

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU