Selular.ID – Vendor asal China Xiaomi telah memproduksi batch pertama smartphone di Vietnam. Sumber resmi perusahaan mengatakan hal tersebut pada Kamis (7/7), sebagai upaya untuk memperluas pijakannya di Asia Tenggara.
Seperti dilaporkan Reuters, perangkat itu diproduksi di sebuah pabrik di provinsi Thai Nguyen, di utara ibu kota Hanoi. Pabrik tersebut dioperasikan oleh mitra Xiaomi, DBG Technology.
Vietnam dalam beberapa tahun terakhir menjadi pusat manufaktur regional untuk pembuat elektronik global. Nilai ekspor smartphone dari negara tersebut, yang sebagian besar diproduksi oleh Samsung Electronics, naik 12,4% pada tahun lalu menjadi $57,5 miliar.
Xiaomi mengatakan batch pertama smartphone buatan Vietnam telah dikirim ke distributor lokal, menambahkan akan segera mengekspor smartphone ke pasar Asia Tenggara lainnya, termasuk Malaysia dan Thailand.
Namun sejauh ini, vendor yang berbasis di Beijing itu, tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kapasitas produksinya di Vietnam.
Untuk diketahui, pabrik baru di Vietnam itu, melengkapi pusat manufaktur perusahaan yang sudah dibangun di India, yang merupakan pabrik pertama di luar China.
Di India, Xiaomi telah memperluas kemampuan manufakturnya dengan dua pabrik smartphone baru, dan satu pabrik didedikasikan sepenuhnya untuk divisi smart TV.
Vendor yang berbasis di Beijing itu, telah bermitra dengan DBG untuk memulai pabrik pembuatan smartphone di Haryana, sementara BYD mendirikan pabrik lainnya di Tamil Nadu. Sedangkan pabrik smart TV bekerja sama dengan Radiant di Telangana.
Xiaomi India sebelumnya memproduksi smartphone-nya melalui mitra manufaktur Foxconn dan Flex. Kemitraan baru dengan DBG telah meningkatkan kapasitas produksi bulanan merek sekitar 20%, menurut penjelasan perusahaan.
BYD India diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kapasitas produksi setelah operasinya dimulai pada paruh pertama 2021.
Baca Juga: Sejarah Nama Xiaomi dan Artinya, Pendirinya Sempat Memberi Nama Lain
Sementara BYD adalah perusahaan China yang berfokus pada mobil, elektronik, transit kereta api. Sedangkan DGB telah memasok peralatan telekomunikasi ke pemain seperti Huawei.
Berbeda dengan India dan Vietnam, Xiaomi tidak memiliki pabrik penuh di Indonesia. Meski pun Indonesia merupakan pasar ponsel terbesar ke empat di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Vendor sejauh ini hanya bermitra dengan PT Sat Nusa Persada, dalam skema Original Equipment Manufacturing (OEM) hanya untuk fasilitas perakitan, guna memenuhi TKDN 30% sesuai ketentuan pemerintah.
Terletak di Batam, pabrik Sat Nusa Persada yang memproduksi perangkat Xiaomi mempekerjakan lebih dari 1.000 karyawan lokal untuk operasional sehari-hari, mulai dari perakitan, pengemasan, hingga pengontrolan kualitas.
Pada April 2019, vendor yang didirikan oleh Lei Jun itu, mengumumkan pencapaiannya 10 juta smartphone produksi lokal untuk pasar Indonesia.
Angka 10 juta unit, dicapai sejak Xiaomi secara resmi mematuhi ketentuan regulasi TKDN pada Februari 2017, dengan smartphone pertama yang diproduksi secara lokal, Redmi 4A.
Sebelumnya, Xiaomi mendapat sorotan negatif terkait banyaknya unit black market yang masuk ke Indonesia secara ilegal. Saat ini kita bisa lihat, jumlah unit Xiaomi yang dipasarkan di pasar gelap masih ada tapi sudah jauh menurun.
Berdasarkan laporan IDC dan Counterpoint, Xiaomi merupakan produsen smartphone terbesar ke empat di Indonesia pada Q1-2022.
Top 5 vendor smartphone di Indonesia pada periode itu menurut IDC adalah, Samsung (23,3%), Oppo (20,2%), vivo (17,1%), Xiaomi (14,6%), dan Realme (12,3%).
Baca Juga: Xiaomi Bangun Pabrik Smartphone di Vietnam
Sementara versi Counterpoint yang laporannya dirilis pada 16 Juni lalu menyebut Oppo adalah jawara Q1-2022, dengan raihan 22,3%, disusul Vivo (20,6%), Samsung (17,7%), Xiaomi (14,3%) dan Realme (11%).