Selasa, 11 November 2025
Selular.ID -

Hari Tanpa Bayangan Oktober 2025: Daftar Lengkap Kota dan Waktunya

BACA JUGA

Selular.id – Fenomena alam Hari Tanpa Bayangan akan kembali menyapa Indonesia sepanjang Oktober 2025.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peristiwa kulminasi utama ini terjadi ketika Matahari tepat berada di posisi tertinggi langit, membuat bayangan benda tegak seolah menghilang.

BMKG mencatat fenomena ini berlangsung sejak September hingga Oktober 2025.

Untuk bulan Oktober, sejumlah kota besar di Indonesia akan mengalami momen spesial ini pada tanggal dan waktu berbeda-beda.

Jakarta, misalnya, akan mengalami Hari Tanpa Bayangan pada 8 Oktober 2025 pukul 11.39.58 WIB.

Fenomena Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Utama terjadi saat deklinasi Matahari sejajar dengan lintang pengamat.

Pada momen tersebut, Matahari berada tepat di atas kepala pengamat atau di titik zenith.

Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menyatu dengan benda itu sendiri, menciptakan ilusi visual yang menarik.

Jadwal Lengkap Hari Tanpa Bayangan Oktober 2025

Berikut jadwal terjadinya fenomena Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan periode kedua pada Oktober 2025 di setiap ibu kota provinsi di Indonesia, mengacu pada laporan BMKG:

Untuk wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB):

  • Bengkulu: 2 Oktober 2025 pukul 12.00.20 WIB
  • Bandar Lampung: 7 Oktober 2025 pukul 11.46.49 WIB
  • Serang: 8 Oktober 2025 pukul 11.42.56 WIB
  • Jakarta: 8 Oktober 2025 pukul 11.39.58 WIB
  • Bandung: 11 Oktober 2025 pukul 11.36.20 WIB
  • Semarang: 11 Oktober 2025 pukul 11.24.58 WIB
  • Yogyakarta: 13 Oktober 2025 pukul 11.24.47 WIB
  • Surabaya: 12 Oktober 2025 pukul 11.15.39 WIB

Untuk wilayah Waktu Indonesia Tengah (WITA):

  • Banjarbaru: 1 Oktober 2025 pukul 12.10.24 WITA
  • Denpasar: 15 Oktober 2025 pukul 12.04.57 WITA
  • Mataram: 15 Oktober 2025 pukul 12.01.24 WITA
  • Kupang: 19 Oktober 2025 pukul 11.30.40 WITA
  • Makassar: 6 Oktober 2025 pukul 11.50.28 WITA
  • Kendari: 3 Oktober 2025 pukul 11.39.00 WITA

Untuk wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT):

  • Sofifi: 9 Oktober 2025 pukul 12.22.53 WIT
  • Ambon: 2 Oktober 2025 pukul 12.16.41 WIT
  • Jayapura: 5 Oktober 2025 pukul 11.46.25 WIT
  • Nabire: 2 Oktober 2025 pukul 12.07.46 WIT
  • Wamena: 5 Oktober 2025 pukul 11.31.12 WIT
  • Merauke: 15 Oktober 2025 pukul 11.51.16 WIT

Fenomena Hari Tanpa Bayangan memberikan kesempatan unik bagi masyarakat untuk mengamati pergerakan Matahari dan memahami konsep astronomi dasar.

Bagi penggemar fotografi, momen ini bisa menjadi objek menarik untuk diabadikan dengan perangkat kamera yang mumpuni seperti yang ditawarkan Nubia Focus 2 5G dengan kemampuan kamera yang juara.

Memahami Fenomena Kulminasi Utama

Hari Tanpa Bayangan bukanlah kejadian langka di Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa.

Negara kita mengalami fenomena ini dua kali dalam setahun karena posisi geografisnya yang strategis.

Kulminasi Utama terjadi ketika Matahari berada di titik tertinggi dalam perjalanan tahunannya melintasi langit.

Secara ilmiah, fenomena ini terjadi ketika deklinasi Matahari sama dengan lintang tempat pengamat berada.

Deklinasi adalah sudut antara Matahari dan bidang ekuator langit, yang berubah-ubah sepanjang tahun akibat kemiringan sumbu Bumi.

Pada saat kulminasi, Matahari tepat berada di zenith atau titik di langit yang tegak lurus di atas kepala pengamat.

Inilah yang menyebabkan bayangan benda tegak lurus di permukaan Bumi akan tampak menghilang karena jatuh tepat di bawah benda tersebut.

Fenomena serupa yang juga menarik perhatian publik adalah gerhana, seperti yang pernah diinformasikan dalam live streaming gerhana bulan total.

Namun, Hari Tanpa Bayangan memiliki karakteristik yang berbeda karena tidak melibatkan pergerakan bulan melainkan posisi Matahari terhadap Bumi.

BMKG mengimbau masyarakat yang ingin mengamati fenomena ini untuk tidak melihat Matahari secara langsung tanpa alat pelindung mata yang memadai.

Meskipun Matahari berada di posisi tertinggi, intensitas cahayanya tetap dapat merusak retina mata.

Peristiwa Hari Tanpa Bayangan juga menjadi pengingat akan keunikan posisi geografis Indonesia dan kekayaan fenomena alam yang dapat diamati di negara kepulauan ini.

Setiap tahun, BMKG terus mempublikasikan jadwal lengkap fenomena astronomi termasuk kulminasi utama untuk membantu masyarakat memahami dan mengapresiasi keindahan alam semesta.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU