Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Indonesia Darurat Talenta Digital, Ovo Gelar Fintech Academy

BACA JUGA

Selular.ID – Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir tidak menghalangi pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia.

Pola aktivitas masyarakat pada era normal baru yang bergantung pada akses internet menjadi faktor pendorong pemanfaatan digital yang semakin meluas.

Bank Indonesia mencatat nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh pesat hingga 49,06% (yoy) mencapai Rp 305,4 triliun di 2021, diproyeksikan meningkat 17,13% (yoy) hingga mencapai Rp 357,7 triliun untuk tahun 2022.

Saat ini Indonesia memiliki 8 unicorn dan menduduki posisi nomor 2 unicorn terbanyak di ASEAN.

Namun begitu, daya saing tenaga kerja Indonesia masih tertinggal dibandingkan tenaga kerja sejumlah negara ASEAN lain, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Penelitian World Competitiveness Ranking oleh Institute for Management Development (IMD) pada 2020 lalu menyatakan bahwa Indonesia menempati posisi ke-40 dari 63 negara.

Ovo dan Bareksa menyadari bahwa meningkatnya sektor ekonomi digital juga harus diimbangi oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar memiliki daya saing dan dapat berkompetisi dengan talenta digital di kawasan regional.

Untuk itu, pada 2021 lalu Ovo dan Bareksa memperkenalkan inisiatif Fintech Academy bersama Universitas Katolik Atma Jaya (Unika Atma Jaya) dan Universitas Indonesia (UI) sebagai upaya bersama dalam meningkatkan kualitas SDM tersebut serta mendorong literasi keuangan digital di Indonesia.

Baca Juga: Eddie Martono Jabat COO Ovo yang Baru

Head of Corporate Communications Ovo, Harumi Supit mengatakan, “Dikutip dari Kominfo, Indonesia masih membutuhkan 9 juta digital talent untuk memenuhi kebutuhan industri hingga 2030, atau sekitar 600 ribu orang setiap tahunnya.”

“Fintech Academy adalah wujud kolaborasi Ovo dan Bareksa selaku pelaku industri bersama dengan institusi pendidikan untuk mempersiapkan talenta digital yang kompeten demi merealisasikan visi Indonesia sebagai negara ekonomi digital terkuat di Asia Tenggara,” papar Harumi Supit.

Sepanjang 2021 lalu, Fintech Academy telah diikuti oleh 150 mahasiswa, dan memiliki bobot tiga satuan kredit semester (SKS) dengan dengan total 70 jam waktu pengajaran untuk dua kampus Unika Atma Jaya dan UI.

Ada 28 pertemuan secara daring dengan 16 topik berbeda, mulai dari perkenalan industri fintech, perkenalan artificial intelligence (AI) dan machine learning, manajemen resiko di fintech, hingga marketing dan public relations (PR) di dunia fintech.

“Saya sangat puas mengikuti kuliah fintech yang diadakan oleh Fintech Academy. Paparan materi dari dosen dan juga praktisi Ovo dan Bareksa menarik dan sangat bermanfaat,” tutur Gessyani Liesica, mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya angkatan 2019.

“Saya sangat merekomendasikan teman-teman untuk mengikuti kuliah Fintech Academy batch berikutnya,” imbuh Gessyani.

Baca Juga: Kolaborasi Ovo dan Indomaret Berpotensi Perkuat Adopsi Layanan Keuangan Digital

Anggun Larasati, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, menyatakan program Fintech Academy dapat menjadi bekal dirinya saat menghadapi dunia kerja saat lulus kuliah.

Anggun memberikan apresiasinya terhadap para praktisi yang berbagi pengetahuan terkini dalam industri fintech.

“Kuliah ini sangat menyenangkan karena saya bertemu dengan pembicara yang hebat dan handal dengan berbagai latar belakang profesi dari OVO dan Bareksa. Mereka dapat menjelaskan seluruh materi dengan komprehensif,” katanya.

 

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU