Bangkok, Selular.ID – Indonesia adalah pasar yang sangat seksi bagi pabrikan ponsel. Data KSO Sucofindo Surveyor Indonesia menunjukkan, impor ponsel ke Indonesia di tahun 2013 mencapai 58 juta unit senilai USD2,6 miliar atau sekitar Rp32,5 triliun. Pada tahun 2014, jumlah impor kembali naik hingga 60 juta unit senilai USD3,4 miliar atau setara 42 triliun. Menurut Kementerian Perindustrian, sekitar US$1,2 miliar di antaranya dikontribusikan oleh Samsung.
Untuk menekan angka impor ponsel, pemerintah mendorong produsen ponsel untuk segera membangun pabrik di Indonesia, tak terkecuali Samsung. Berdasarkan informasi yang didapat Selular.ID dari Kementrian Perindustrian, produsen ponsel seperti Samsung, Haier dan Oppo sudah berkomitmen untuk membangun pabriknya di Indonesia.
Dari ketiga produsen ponsel tersebut, Oppo sudah memulai pembangunan pabrik produksinya seluas 27.000 meter persegi di Tangerang. Pemerintah kini menunggu janji Samsung dan produsen lainnya untuk segera membangun pabriknya di Indonesia.
Namun saat dikonfirmasi mengenai rencana pembangunan pabrik ponsel tersebut, Marketing Director IM Business Vebbyna Kaunang masih tutup mulut. Sedangkan Fitria Handayani, Corporate Marketing – Public Relations Samsung Indonesia hanya menjawab singkat. “Kami belum bisa berkomentar banyak, nanti kalau sudah waktunya siap, pasti akan ada pemberitahuan resmi,” ujarnya kepada Selular.ID di sela-sela pra event Samsung Forum 2015 di Bangkok (11/02/2015).
Sebagai informasi, pemerintah di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 82 tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler. Di beleid itu disebutkan setelah tiga tahun ditandatangani, importir ponsel wajib untuk membangun pabrik di dalam negeri. Selain itu, juga ada aturan dari tiga kementerian mengenai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40% untuk ponsel LTE yang berlaku mulai 2017.
