Selular.id – Kasus penipuan dengan modus pengiriman paket COD (Cash on Delivery) yang tidak sesuai pesanan kembali marak. Pelaku memanfaatkan data pribadi konsumen untuk memesan barang, lalu mengirimkan paket berisi sampah, kain perca, atau koran bekas. Korban baru menyadari penipuan setelah membayar paket yang diterimanya.
Kasubdit III Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Rafles Langgak Putra Marpaung mengungkapkan, sejak Desember 2024 hingga Januari 2025, pihaknya menerima sekitar 100 laporan dari korban. “Konsumen mengeluh karena paket yang datang tidak sesuai pesanan. Isinya bisa berupa kain perca, sampah, atau tumpukan koran yang sengaja dibentuk agar terasa berat,” jelas Rafles dalam keterangannya yang Selular kutip, Senin (14/7/2025).
Kasus ini terungkap setelah Ninja Xpress melakukan audit internal dan menemukan 294 pengiriman COD yang bermasalah. “Masalah utamanya adalah paket tiba lebih cepat dari estimasi pengiriman, dan isinya tidak sesuai dengan pesanan,” tambah Rafles. Pelaku diduga membeli data konsumen seharga Rp2.500 per data, dengan pembagian keuntungan Rp1.000 untuk pihak MFB dan Rp1.500 untuk T.
Modus Operandi Pelaku
Pelaku memanfaatkan data pribadi korban untuk melakukan pemesanan online. Setelah transaksi dibuat, paket palsu dikirim dengan metode COD. Korban yang tidak curiga membayar paket tersebut, baru menyadari penipuan setelah membukanya. Modus ini mirip dengan penipuan WhatsApp yang kerap menargetkan pengguna tidak waspada.
Baca Juga:
Langkah Pencegahan
Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi online, terutama dengan metode COD. Pastikan untuk memverifikasi pengirim dan memeriksa paket sebelum membayar. Selain itu, hindari membagikan data pribadi secara sembarangan untuk mencegah penyalahgunaan seperti modus penipuan via WhatsApp yang kerap terjadi.
Pihak berwenang juga terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap jaringan pelaku. Pengguna layanan pengiriman disarankan melaporkan kejadian mencurigakan kepada penyedia jasa logistik atau kepolisian setempat.