Selular.ID – Waspada, penipuan via WhatsApp jelang bulan Ramadan yang perlu kalian ketahui modusnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bahkan sudah mengendus penipuan siber jelang Ramadan ini.
Caranya dengan mendompleng kiriman foto hingga ayat-ayat lewat WhatsApp menjelang bulan puasa.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Pangerapan juga menjelaskan terkait modusnya.
TONTON JUGA:
Penipuan jelang bulan Ramadan itu bisa jadi sebagai pengembangan penipuan ‘undangan nikah’ yang terkirim lewat WhatsApp dalam bentuk APK (aplikasi malware).
“Ini bentar lagi Ramadan, nanti kirim lah foto-foto maupun ayat-ayat. Di situ disisipin lagi [apk], belum lagi lebaran, kirimlah foto-foto, atau kirim video. Ini bisa berbahaya,” ujar Semuel.
Baca juga:Â Harga Samsung Galaxy A53 5G Bulan Februari 2023, Masih Worth It Tahun Ini
APK atau Application Package File adalah format berkas yang pelaku gunakan untuk mendistribusikan dan memasang software dan middleware ke ponsel dengan sistem operasi Android.
Biasanya, APK tidak ada di toko aplikasi resmi seperti Google Playstore maupun AppStore.
Dengan menyusupkan APK, pengirim bisa mengetahui isi SMS hingga membajak rekening korban.
Salah satu bentuknya adalah pengiriman undangan pernikahan palsu yang sempat viral.
Penipu mengirimkan file APK atau aplikasi dengan judul ‘Surat Undangan Pernikahan Digital’ dengan ukuran 6,6MB. Isi pesannya “Kami harap kehadirannya”.
Penipu juga mengajak calon korbannya untuk membuka file yang terkirim itu untuk mengecek apakah isinya benar untuk korban.
Pada 2 Februari lalu Semuel mengatakan file yang penipu kirim bisa dengan otomatis ter-install.
Sehingga bisa menyusup dan mengambil informasi penting di ponsel.
“Kalau di data-data itu ada data finansial, ya wasalam,” ujarnya.
Dia menjelaskan file yang penjahat siber kirim itu bisa menyembunyikan malware di dalamnya.
Aplikasi itu, kata dia, bisa menyusup ke smartphone sehingga mendapatkan informasi penting dari calon korban.
Dengan demikian, kata Semuel, saat ini pemerintah tengah berupaya meningkatkan keamanan digital alias digital safety lewat literasi digital, supaya bisa meminimalisir kerugian di masyarakat.
“Kami saat ini fokus kami adalah meningkatkan literasi terkait safety. Dari 3,54 itu digital safety cuman 3,12. Kalau masyarakat bisa membentengi dirinya bisa menghibdari penipuan-penipuan secara online, ini literasi kita harus naik jadi kita lebih fokus ke skill,” ujarnya.
Sebelum kasus undangan pernikahan palsu, modus APK juga memakai jebakan kiriman resi kurir.
Baca juga:Â Cara Mengaktifkan NIK Jadi NPWP, Mudah Melalui Handphone