
Konsumen Berusaha Beralih ke Checkout Digital
Sejak 2020, jumlah konsumen yang memilih aplikasi pembayaran digital meningkat secara substansial; solusi seperti ZebraPay sejalan dengan tren ini.
Mereka yang memilih untuk membayar/checkout di manapun di dalam toko meningkat hampir dua kali lipat dari 15% ke 26%, pembayaran mobile melonjak dari 33% ke 50% dan “meninggalkan toko” untuk menghindari antrian panjang naik dua kali lipat dari 14% ke 30%.
Di Asia Pasifik, konsumen yang memilih membayar/checkout di mana saja naik melonjak dari 16% ke 28%, mereka yang memilih pembayaran mobile naik dari 46% ke 58% dan yang meninggalkan toko karena antrian panjang naik dari 17% ke 33%.
Sementara itu, lebih dari 4 dari 10 konsumen (48% di dunia) memilih untuk melakukan checkout mandiri, dengan tiga perempat (75% di dunia) mengatakan bahwa hal ini membantu meningkatkan pengalaman mereka.
Begitu juga pendapat dari masing-masing 45% dan 74% konsumen di Asia Pasifik.
Baca Juga: Zebra Kasih Solusi Melacak Aset Penting Perusahaan
Dengan demikian, ada sinyal jelas bahwa konsumen ingin menyelesaikan proses berbelanja mereka dengan cepat, dan akan menggunakan cara apa saja untuk sampai di ujung antrean.
Tidak mengejutkan bahwa sebagian besar peritel setuju bahwa layanan checkout mandiri sangat bermanfaat.
Bahkan, 8 dari 10 setuju bahwa investasi di layanan checkout mandiri akan membuahkan hasil (87% di dunia, 88% di Asia Pasifik), karena teknologi ini memungkinkan staf toko untuk mengerjakan tugas lain yang lebih bernilai dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Namun, sekitar 8 dari 10 pengambil keputusan dalam perusahaan ritel dan staf toko setuju bahwa penyusutan stok toko dan pencurian adalah masalah besar yang terkait dengan layanan checkout mandiri. Sentimen ini juga dicetuskan oleh 85% pengambil keputusan dan 79% staf toko di Asia Pasifik.
Baca Juga: SaveMax Persingkat Waktu Antrian di Kasir dengan Pencitra 2D dari Zebra
Memajukan Ritel Modern
Sebagai antisipasi terhadap makin mutakhirnya penawaran ritel, dapat dipahami bahwa konsumen memiliki ekspektasi tinggi terhadap teknologi.
Bahkan, delapan dari 10 konsumen yang disurvei (80% di dunia, 81% di Asia Pasifik) berharap para peritel menggunakan teknologi terbaru, dan tujuh dari 10 (74% di dunia, 77% di Asia Pasifik) mengatakan bahwa itu akan meningkatkan pengalaman berbelanja mereka.
Selaras dengan tren ini, lebih dari setengah peritel berencana untuk menggunakan mobile computer genggam (56% di dunia, 64% di Asia Pasifik), scanners (54% di dunia, 61% di Asia Pasifik), RFID (61% di dunia, 69% di Asia Pasifik), serta software manajemen task (54% di dunia, 62% di Asia Pasifik) dan tenaga kerja (56% di dunia, 62% di Asia Pasifik) pada 2026.
Staf toko akan menyukai fakta ini sebab studi tersebut menunjukkan 84% dari staf toko di dunia dan di Asia Pasifik merasa lebih dihargai – dan menilai perusahaan mereka dengan lebih positif (81% di dunia, 79% di Asia Pasifik) – saat mereka dibantu teknologi dalam melakukan pekerjaannya.
Saat ini, 77% dari staf – naik dari 67% pada 2022 – merasa konsumen lebih terhubung ke informasi dibandingkan mereka.
Para staf di Asia Pasifik juga merasakan hal yang sama, naik dari 64% pada 2022 menjadi 73% pada 2023.
Baca Juga: Kolaborasi Janz dan Zebra Lahirkan Produk Teknologi Pos Untuk Kasir
“Supaya pengoperasian toko modern meraih kesuksesan saat ini, sangat penting bagi para peritel untuk berinvestasi pada teknologi yang dapat meningkatkan pengalaman pelanggan, membuat karyawan lebih mudah untuk berkolaborasi, dan mengoptimalkan inventory,” kata George Pepes, APAC Vertical Solutions and Marketing Lead Retail, Healthcare and Hospitality, Zebra Technologies Asia Pacific.
“Konsumen menuntut pengalaman yang mulus dalam cara mereka melihat-lihat, membeli, menggunakan, dan mengembalikan barang. Untuk membangun preferensi merek secara efektif, para peritel perlu beradaptasi dan bekerja menggunakan cara baru dengan teknologi demi menyediakan pengalaman berbelanja yang diharapkan konsumen, dan tentu saja lebih menguntungkan.
Beberapa contoh solusi yang bisa membantu peritel di antaranya Android Wearable Computer FIS/MW (WS50 RFID), mobile computer (TC53/TC58), tablet (ET40), printer (ZQ600 Plus, ZD421, ZD411), scanner (SP72) dan software (Zebra VisibilityIQ Foresight, Workforce Communication, Workstation Connect), dan solusi siap pakai Fixed Industrial Scanner (FIS).
Baca Juga: Studi Zebra: Teknologi RFID untuk Pergudangan Semakin Dilirik