Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Kebangkrutan WeWork Mengungkap Borok Sang Pendiri Adam Neumann

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Selular.ID – Raksasa co-working space WeWork secara resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Senin (6/11). Sebuah kejatuhan yang mengejutkan bagi perusahaan berbagi kantor yang pernah berjanji untuk mengubah cara orang bekerja di seluruh dunia.

Pengajuan tersebut dilakukan pada saat terjadi gangguan luar biasa di pasar real estat komersial. Pandemi COVID-19 menyebabkan lonjakan lowongan dan pasar-pasar utama, dari New York hingga San Francisco, yang hingga kini masih mengalami kesulitan.

Namun ekspansi agresif di tahun-tahun awal WeWork-lah yang menyebabkan sebagian besar masalah saat ini. Perusahaan ini go public pada Oktober 2021 setelah upaya dua tahun sebelumnya gagal karena banyaknya persoalan yang mendera.

Kegagalan IPO WeWork berujung pada pemecatan pendiri dan CEO Adam Neumann. Perilaku Neumaan yang tidak menentu dan pengeluaran selangit membuat takut para investor awal.

Meskipun terdapat upaya untuk mengubah keadaan perusahaan sejak kepergian Neumann — termasuk pemotongan biaya operasional dan peningkatan pendapatan secara signifikan — WeWork telah berjuang di pasar real estat komersial yang telah diguncang oleh meningkatnya biaya pinjaman.

Upaya rebound yang menjadi tidak mudah, karena di sisi lain terdapat perubahan dinamika bagi jutaan orang, di mana sekarang pekerja kantor dapat bekerja di mana saja, tanpa terikat waktu dan tempat.

Bangkrutnya WeWork terbilang mengejutkan. Pasalnya, di masa kejayaan yang singkat, co-working space ini sempat dihargai investor US$ 47 miliar (Rp 731,6 triliun).

Sokongan Masayoshi Son, pendiri SoftBank sebagai investor utama, membuat valuasi WeWork melonjak tajam dalam waktu relatif singkat.

Reuters menyatakan dalam pengajuan pailit, WeWork melaporkan aset dan kewajiban, masing-masing, berkisar antara US$ 10 miliar dan US$ 50 miliar.

Baca Juga: Bangkrutnya WeWork Bikin Boncos Pendiri SoftBank Masayoshi Son

“WeWork bisa menggunakan status pailit untuk menghapus beban ikatan sewa,” kata pengacara dari firma hukum Cadwalader, Wickersham & Taft LLP yang dikutip Reuters.

Tak dapat disangkal, WeWork kesulitan untuk mencetak laba karena perusahaan terbebani oleh biaya sewa gedung yang tinggi.

Di sisi lain, banyak pelanggan WeWork, yaitu perusahaan penyewa ruang kerja bersama, membatalkan kontrak karena pekerjanya kini bisa berkerja dari rumah.

Bangkrutnya WeWork membuat Adam Neumann, kembali menjadi sorotan publik. Alih-alih terbebani oleh pandangan sinis yang kini bertebaran di media sosial, Neumann mengatakan kondisi ini “menantang” baginya untuk menyaksikan WeWork bangkrut.

Neumann yang mengundurkan diri setelah mengawasi IPO perusahaan yang batal pada 2019, mengatakan dia “kecewa” dengan kebangkrutan tersebut dan menuduh WeWork “gagal memanfaatkan” potensinya.

“Sebagai salah satu pendiri WeWork yang menghabiskan satu dekade membangun bisnis dengan tim luar biasa yang terdiri dari orang-orang yang memiliki misi, antisipasi pengajuan kebangkrutan perusahaan mengecewakan,” kata Neumann dalam sebuah pernyataan pada Senin (6/11).

“Merupakan tantangan bagi saya untuk mengamati dari samping sejak 2019 karena WeWork gagal memanfaatkan produk yang lebih relevan saat ini dibandingkan sebelumnya”.

“Saya yakin, dengan strategi dan tim yang tepat, reorganisasi akan memungkinkan WeWork bangkit dengan sukses,” tambahnya.

Neumann terpaksa mundur dari kursi CEO WeWork pada 2019 setelah peluncuran publik perusahaan yang sangat dinanti-nantikan itu gagal.

Meski demikian, kantung Neumann justru menebal. Ia dilaporkan menerima $480 juta untuk kepemilikannya di perusahaan tersebut ketika dia mengundurkan diri.

Secara total, pria kelahiran 25 April 1979 ini, telah mengumpulkan sekitar $770 juta dari penawaran umum WeWork pada 2021.

Namun pengusaha teknologi ini telah menghadapi pengawasan ketat terhadap model bisnis WeWork dan dugaan konflik kepentingannya, yang kemudian menjadi subjek studi kasus Harvard Business School.

Investor membunyikan alarm setelah terungkap bahwa WeWork membayar Neumann $5,9 juta untuk melisensikan merek dagang keluarga “We” setelah dia membelinya melalui perusahaan induk.

Pengajuan perusahaan juga menunjukkan bahwa Neumann telah menggunakan uang WeWork untuk mendanai berbagai proyek hewan peliharaan, termasuk investasi $14 juta di Wavegarden, sebuah perusahaan yang membuat kolam ombak selancar.

Neumann juga mendapat kecaman karena gaya kepemimpinannya. Karyawan menggambarkan budaya di WeWork di bawah kepemimpinannya sebagai “pesta tanpa akhir” yang kacau, dengan minuman tequila dalam rapat dan retret perusahaan yang penuh dengan seks.

Neumann tidak menyesal atas perannya dalam IPO WeWork yang gagal, dan mengatakan kepada The New York Times pada 2021 bahwa meskipun dia menyesali waktunya di perusahaan tersebut, dia tidak bertanggung jawab atas kesengsaraan WeWork.

Sejak saat itu, dia mendirikan startup real estat baru, sebuah “perusahaan real estat yang melayani konsumen perumahan” bernama Flow.

Neumann hanya memberikan sedikit rincian tentang apa sebenarnya Flow – namun hal itu tidak menghentikannya untuk menarik pendanaan yang serius.

Perusahaan ini bernilai $1 miliar pada tahun 2022 setelah perusahaan VC Andreessen Horowitz menginvestasikan $350 juta di dalamnya.

Melongok ke belakang, Adam Neumann mendirikan WeoWork bersama Miguel McKelvey, dan menjabat sebagai CEO dari tahun 2010 hingga 2019.

Neumann yang berdarah Israel dikenal sebagai pengusaha flamboyan. Pada 2019, ia ikut mendirikan kantor keluarga yang diberi nama 166 2nd Financial Services bersama istrinya, Rebekah Neumann, untuk mengelola kekayaan pribadi mereka.

Perusahaan ini menginvestasikan lebih dari satu miliar dolar di real estat dan perusahaan rintisan ventura.

Menyusul meningkatnya tekanan dari investor berdasarkan pengungkapan yang dilakukan dalam pengajuan penawaran umum, Neumann akhirnya mengundurkan diri sebagai CEO WeWork dan menyerahkan kendali suara mayoritas pada 26 September 2019.

Selepas lengser dari WeWork, Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya berjumlah sekitar US$2,2 miliar pada Mei 2023.

Tak dapat dipungkiri, nama Neumann akan terus melekat pada WeWork. Siapa sangka, WeWork yang sebelumnya digadang-gadang akan menjadi “The Next Alibaba”, akhirnya harus mengambil jalan kebangkrutan setelah terus-terusan merugi.

Bagi Adam Neumann, kebangkrutan WeWork hanya fase lain dari kehidupannya, meski ia pernah kecewa dipaksa lengser dari posisi CEO.

Namun setelah menerima banyak uang yang membuatnya kaya raya dan bisa mengembangkan bisnis lainnya, tentu saja Neumann bisa berkata “Siapa yang peduli?”.

Baca Juga: Sejarah dan Sepak Terjang SoftBank, Raja Venture Capital yang Kini Merugi Milyaran Dollar

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU