Selular.ID – Permintaan perangkat realitas virtual (VR), ternyata tidak sebaik yang diharapkan. Seperti halnya smartphone, penjualan perangkat yang disebut-sebut sebagai device masa depan itu, anjlok tajam membuat pabrikan terpaksa harus berakrobat-ria.
Turunnya permintaan membuat induk Facebook Meta Platform memotong harga beberapa headset realitas virtual Quest-nya, termasuk perangkat realitas campuran kelas atas.
Pertimbangaanya, sebagian karena permintaan lebih lemah dari yang diperkirakan, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
Meta Quest Pro, headset perusahaan yang diluncurkan pada musim gugur lalu yang ditujukan untuk pengguna korporat, akan dibandrol seharga US$1.000 mulai 5 Maret, turun dari bandrol sebelumnya US$1.500.
Begitu pun dengan perangkat di bawahnya, Meta Quest 2 256-gigabyte, yang sebelumnya terdaftar seharga US$500, akan segera berganti harga US$430.
Harganya turun sehingga “lebih banyak orang bisa masuk ke VR”, kepala eksekutif Mark Zuckerberg memposting di saluran Instagram-nya.
Baca Juga: Dua Tahun Ke depan, Permintaan Perangkat AR dan VR Diperkirakan Bakal Melempem
Namun langkah tersebut juga sebagai tanggapan atas lesunya permintaan baik dari pelanggan bisnis maupun konsumen.
Sementara salah satu rencana awal untuk Quest Pro adalah menjual kepada pelanggan perusahaan yang tertarik untuk menggunakan perangkat dalam pengaturan kerja, rencana itu belum mendapatkan daya tarik. Kurangnya aplikasi pihak ketiga yang kompatibel juga menghambat penjualan, kata sumber tersebut.
Meta telah mencari cara untuk mengemas perangkat keras dan perangkat lunak untuk Quest agar lebih banyak klien komersial menjualnya dalam jumlah yang lebih besar, kata orang tersebut.
Perusahaan telah mempertimbangkan pengaturan tempat kerja mana yang dapat berguna untuk teknologi tersebut, dan telah bekerja sama dengan perusahaan seperti Autodesk, kata orang ini.
“Kami bekerja sama dengan mereka untuk memastikan bahwa pelanggan kami memiliki solusi perangkat lunak dan perangkat keras yang layak yang memenuhi standar tinggi kami untuk keamanan, privasi, kegunaan, dan kemampuan,” kata Gabe Paez, kepala realitas campuran di Autodesk, dalam sebuah pernyataan tentang diskusi dengan Meta.
Permintaan Perangkat Virtual Reality yang lemah, khususnya untuk segmen atas, mengikuti tren menurunnya permintaan smartphone di pasar global.
International Data Corporation (IDC) melaporkan bahwa pengiriman/penjualan smartphone ke seluruh wilayah dunia pada 2022 jatuh ke level terendah sejak tahun 2013.
Pada 2022, pengiriman smartphone global sebanyak 1,21 miliar unit, atau turun 11,3% dibandingkan 2021. Total pengiriman sepanjang 2022, adalah yang terendah sejak 2013. Akibat permintaan konsumen yang berkurang secara signifikan, inflasi, dan ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga: Jadi Tambang Uang, Pengiriman Perangkat AR dan VR, Diprediksi Meroket Dalam 4 Tahun ke Depan
Sementara melemahnya permintaan perangkat Virtual Reality/Augmented Reality, sudah diprediksi oleh sejumlah pihak. Salah satunya datang dari CCS Insight.
Kelemahan ekonomi makro diperkirakan oleh CCS Insight berdampak pada permintaan beragam perangkat XR pada 2023.
Perusahaan riset itu tidak mengharapkan penjualan unit perangkat AR dan VR meningkat secara signifikan hingga 2024.
Sekedar diketahui, extended reality adalah istilah untuk merujuk pada augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Terkadang akronim ‘XR’ digunakan sebagai gantinya.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Desember 2022, CCS Insight mencatat persoalan makroekonomi meninggalkan cap mereka di pasar perangkat konsumen, dengan penjualan unit tahun ini diperkirakan akan tetap di bawah 10 juta.
CCS Insight memprediksi tahun yang lambat lagi pada 2023, di mana penjualan perangkat VR dan AR tumbuh menjadi 11,4 juta, tetapi menambahkan tetap yakin pada masa depan perangkat XR untuk segmen jangka panjang.
Setelah permintaan yang melemah, diharapkan penjualan meningkat pada 2024 dan seterusnya dan tumbuh menjadi 67 juta pada 2026, didorong oleh peluncuran kacamata pintar.
Baca Juga: Teknologi Augmented Reality Mulai Merambah Dunia Pendidikan