Tidak jauh berbeda dengan penguasa satu tahun penuh 2022, khusus di kuartal terakhir tahun lalu, Top 5 vendor smartphone di Indonesia berturut-turut adalah Oppo (26,1%), Samsung (21,8%), Vivo (18,2%), Xiaomi (12,7%), dan Realme (11,7%).
Dari segi segmen harga, perangkat di kategori <US$200 masih mendominasi pasar pada tahun 2022, dengan kontribusi sekitar 74% dari pasar smartphone Indonesia secara keseluruhan.
Segmen ini juga yang paling terpengaruh pada tahun 2022, karena menyusut 19,8% YoY, terutama dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas.
Di sisi lain, segmen Mid-range (US$200<US$400) dan Mid-to High-End (US$400<US$600) tumbuh pada tingkat gabungan sebesar 3,6% YoY, dipimpin oleh OPPO.
Perangkat dengan harga lebih tinggi dalam kategori >US$600 memiliki kinerja yang lebih baik pada tahun 2022, karena segmen tersebut tumbuh 36,9% YoY, dipimpin oleh Apple dan Samsung.
Baca Juga: Top 5 Indonesia: Vivo Geser Xiaomi di Q3-2021
Pertumbuhan saluran online melambat karena aktivitas saluran offline dilanjutkan dan pengecer berfokus pada profitabilitas.
Daftar pemain saluran online juga berubah; JD dipastikan akan meninggalkan Indonesia pada 1Q23 sementara TikTok Shop mengalami peningkatan yang signifikan.
Erajaya Digital, anak usaha Erajaya yang berfokus pada produk elektronik konsumen termasuk smartphone, aktif memperluas kehadirannya di kancah ritel offline.
Daftar gerainya terdiri dari gerai Erafone, gerai brand, dan tambahan terbaru mereka, gerai Erablue (hasil kemitraan antara Erajaya Digital dan Mobile World Group Vietnam pada tahun 2022).
Blibli, situs e-commerce terkemuka, juga membuka tujuh toko offline baru di tahun 2022.
Baca Juga: IDC: Top 5 Indonesia, Pengiriman Smartphone Capai 10,6 Juta Unit Q2-2021
“Ke depan, IDC memprediksi pertumbuhan datar selama 2023, atau paling banter, mengalami pertumbuhan rendah satu digit di tengah pertempuran dunia melawan inflasi, pergerakan nilai tukar, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter,” kata Vanessa Aurelia, Associate Market Analyst di IDC Indonesia.
“Konsumen akan lebih memperhatikan pengeluaran mereka dan perusahaan akan lebih berhati-hati dalam menyusun strategi sambil mengatur ulang pendekatan mereka ke pasar.”
Segmen kelas bawah cenderung lemah karena peningkatan pengeluaran di area lain.
“Di sisi lain, segmen premium diharapkan lebih tangguh karena konsumen menginginkan spesifikasi dan daya tahan yang lebih baik sementara vendor juga memperluas portofolio mereka dengan harga lebih tinggi,” tutup Vanessa Aurelia.