Ginta menambahkan, “Data yang kita peroleh menunjukkan dari 1,33 miliar populasi player e-sport di Asia Tenggara, 38 persen adalah perempuan.”
Nantinya, tim undangan akan bertanding melawan sesama tim dari negara Asia Tenggara lainnya. Terlebih, tim Indonesia memiliki pro player female yang menjadi tim terkuat di Asia Tenggara.
Ginta Kamka berpendapat bahwa dirinya ingin mendukung setiap player perempuan maupun e-sport enthusiast untuk berkarier dan berprestasi di Indonesia.
Debora Imanuella selaku Staf Khusus Kesekjenan Bidang Komunikasi dan Pengembangan Industri Kreatif Esport menjelaskan bahwa inklusivitas adalah kunci utama dalam turnamen MWI 2023. Menurutnya, game itu untuk semua orang dan tidak memandang gender.
Baca juga: Akhir Season, Berikut Hero MLBB Yang Mempercepat Naik Rank
Sebagai seseorang gamers juga, Debora juga melihat bahwa perempuan masih mendapatkan stigma negatif ketika bermain game. Itulah sebabnya sedikit perempuan yang menjadikan dunia gaming sebagai wadah untuk berkarier lebih tinggi dan profesional.
Tidak hanya mengembangkan tp memberikan kesempatan bagi pemain perempuan dan laki-laki untuk bermain dengan imbang bahkan di tingkat global.
Ginta mengatakan dalam acara press confference kalau kita liat dari 2-3 tahun lalu, perkembangan dan kemajuannya sangat tinggi di indo. Beberapa tahun terakhir event nasional dan internasional dihelat di Indonesia.
Potensi player, peluang prestasi di dunia esport dan karir yg menjanjikan. Dan Ingin mendukung para player dan esports ents di indo.
Kincir dan Moonton sebagai penyelenggara MWI 2023 sama-sama melihat adanya potensi yang tinggi bagi perempuan untuk berkarya sebagai profesional gamers. Inilah yang menjadi pemicu dilaksanakannya turnamen khusus perempuan.
Ginta menambahkan, “Data yang kita peroleh menunjukkan dari 1,33 milyar populasi player e-sport di Asia Tenggara, 38 persen adalah perempuan.”
Berdasarkan data yang diambil menggambarkan bahwa jumlah tersebut hampir menyamai tingkat player laki-laki. Oleh karena itu, Ginta ingin mewadahi perempuan untuk berani berprestasi, tidak malu-malu, dan menjadi setara dengan player laki-laki.
Debora menambahkan bahwa PBESI melibatkan perempuan sejak awal terbentuk hingga merekrut perempuan di dalam organisasi, contohnya Liliana Tanoesoedibjo yang berperan sebagai bendaraha.
PBESI juga mulai menginisiasi adanya e-sport sisterhood. Wadah tersebut merupakan bentuk kesadaran diri bahwa talenta perempuan di bidang ini masih sedikit.
“Sangat penting untuk ada jembatan supaya perempuan lebih percaya diri ketika berkompetisi. Perempuan cenderung percaya diri ketika dia ada di gender yang sama. Tapi, kami gak mau perempuan nyaman di scene ladies aja,” tutupnya.