Di Asia Tenggara dan Oseania, sebagian besar penyedia layanan yang utama diprediksi akan meluncurkan layanan 5G komersial pada akhir tahun 2028.
Langganan 5G di wilayah tersebut diperkirakan akan mencapai sekitar 620 juta di akhir tahun 2028, artinya 5G akan menjadi teknologi terdepan dalam hal langganan, dengan tingkat penetrasi sebesar 48 persen.
Jumlah langganan 5G di wilayah ini diproyeksikan akan mencapai hampir 30 juta di tahun 2022.
Adopsi 5G dan pertumbuhan penggunaan layanan imersif baru oleh konsumen merupakan faktor utama pertumbuhan penggunaan data seluler di wilayah tersebut.
Data traffic seluler per smartphone diperkirakan akan tumbuh dari 12,5 GB per bulan di tahun 2022 menjadi 54 GB per bulan di tahun 2028, dengan CAGR (Compounded Annual Growth Date) hampir 30 persen.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun 2022, Ericsson Optimis Pengguna 5G di ASEAN dan Oseania Tembus 30 juta
Jerry Soper, Head of Ericsson Indonesia, mengatakan, “Misi Ericsson adalah untuk memungkinkan nilai penuh konektivitas bagi konsumen dan bisnis, serta menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.”
“Bekerja sama dengan Penyedia Layanan Komunikasi terkemuka di Indonesia, Ericsson akan mendukung pemerintah dengan menyiapkan infrastruktur digital yang kuat di dalam negeri yang akan mempercepat digitalisasi dan mendorong pembangunan negara yang inklusif,” imbuhnya.
Jerry menambahkan, “Ericsson juga akan terus menghadirkan jaringan dengan solusi teknologi hemat energi terbaru untuk mengurangi jejak karbon sekaligus mendukung pembangunan dan pemulihan ekonomi Tanah Air.”

Sementara itu, Amerika Utara dan Asia Timur Laut terus mengalami pertumbuhan 5G yang kuat, dengan penetrasi langganan 5G di wilayah tersebut yang diperkirakan akan mencapai sekitar 35 persen pada akhir tahun 2022.
Secara global, hampir 230 CSP telah meluncurkan layanan 5G hingga saat ini, bersamaan dengan lebih dari 700 model smartphone 5G diumumkan atau diluncurkan secara komersial.
Pada akhir tahun 2028, diperkirakan terdapat lima miliar langganan 5G di seluruh dunia, menyumbang 55 persen dari semua langganan.
Dalam jangka waktu yang sama, jangkauan populasi 5G diproyeksikan mencapai 85 persen, sementara jaringan 5G diperkirakan membawa sekitar 70 persen data traffic seluler dari seluruh pertumbuhan traffic pada jangka waktu yang sama.
Baca Juga: Hemat Listrik, IOH dan Huawei Terapkan Teknologi 5G Ramah Lingkungan
Jumlah langganan 4G di seluruh dunia juga terus meningkat, bertambah sekitar 41 juta selama Juli hingga September 2022. Jumlah langganan 4G di seluruh dunia diperkirakan akan mencapai puncaknya sekitar 5,2 miliar, sekitar akhir tahun 2022 ini.
Secara keseluruhan, langganan seluler diperkirakan mencapai 8,4 miliar pada akhir tahun 2022, dan 9,2 miliar pada akhir tahun 2028.
Sebagian besar langganan menggunakan smartphone. Pada akhir 2022, diperkirakan ada 6,6 miliar pengguna smartphone, menyumbang sekitar 79 persen dari keseluruhan pengguna ponsel.
Baca Juga: 69 Hari, Pelanggan 5G Korsel Capai 1 Juta
Laporan terbaru ini juga menyoroti pentingnya mengurangi dampak lingkungan.
Sektor telekomunikasi memegang peran kunci dalam mencapai tujuan keberlanjutan global, baik dengan mengurangi emisinya sendiri maupun melalui potensinya untuk mengurangi emisi karbon di industri-industri lain.
Untuk mengurangi dampak lingkungan, pertumbuhan data traffic perlu dikelola dengan modernisasi smart network yang dipadukan dengan pendekatan yang seimbang terhadap kinerja jaringan.