Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Baterai Bongkar Pasang Akan Kembali, Salahkah Penyimpanan Daya Tanam?

BACA JUGA

Selular.ID – Baru-baru ini kebijakan dari Uni Eropa mengenai penggunaan kembali baterai bongkar pasang pada berbagai perangkat mulai ingin dipakai lagi, salahkah penggunaan baterai tanam?

Kabar ini baru rencana yang memang digaungan oleh Parlemen Uni Eropa mengenai regulasi ini.

Regulasi baterai bongkar pasang ini ditujukan bukan hanya kepada smartphone, melainkan kepada seluruh perangkat baik tablet maupun laptop, tidak ketinggalan untuk baterai di Electric Vehicle atau kendaraan listrik juga di atur.

Jika melihat kondisi saat ini dan beberapa tahun kebelakang, sekitar 3 atau 4 tahunan produsen smartphone contohnya sudah banyak beralih ke baterai tanam.

Dan jika dilihat manfaatnya baterai tanam ini mengandung banyak teknologi terdepan yang juga sangat baik.

Seperti teknologi menyimpan senyawa lithium-ion (Li-ion) dan lithium polimer, yang membuat smartphone bisa bertahan lebih lama pada saat pemakaian, jadi tidak harus bolak balik charge.

Serta penggunaan baterai tanam menjadikan adanya teknologi fast charging, jadi tidak perlu lagi menunggu lama pada saat charge.

Lain itu juga, dengan penggunaan baterai tanam, memungkinkan smartphone jadi tahan terhadap air.

Karena banyak smartphone di era saat ini sudah memiliki sertifikasi yang tahan terhadap air, beda dengan smartphone atau handphone yang masih bongkar pasang baterainya tidak menjamin perlindungan terhadap air.

Karena pada baterai tanam itu kerapatannya sangat maksimal, menjadikan jika terkena cipratan atau terendam air sekali pun tidak akan langsung bisa masuk kedalam komponen utama.

Lalu dari segi kemanan juga terjamin, misalnya pada saat smartphone dengan baterai tanam di curi pengguna masih bisa melacaknya karena baterainya masih tertanam.

Lain halnya dengan smartphone atau handphone yang baterai bongkar pasang, karena apabila sudah dilepas baterainya sudah tidak dapat lagi diakses.

Jadi kembali lagi, jika Undang-undang ini disahkan, maka produsen memiliki waktu 3 tahun setengaj untuk mengolah kembali perangkat portabel agar pengguna dapat dengan mudah bongkar pasang mengganti baterainya.

Jika menarik kesimpulan dan redaksi Selular beranggapan tidak ada yang salah dengan penggunaan baterai tanam apalagi dengan muncul teknologi yang belum ada pada penggunaan baterai bongkar pasang.

Dirasa juga ini menjadi tantangan tersendiri bagi para produsen, seperti yang disebutkan sebelumnya dengan adanya teknologi terbaik yang ada pada penggunaan baterai tanam, apakah bisa direalisasikan juga di penggunaan baterai yang bongkar pasang.

Baca juga : UU Eropa Imbau Vendor Terapkan Baterai Bongkar Pasang, Dari Smartphone Sampai Mobil Listrik

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU