Selular.ID – Zoom hari ini mengadakan Work Transformation Summit kedua untuk wilayah Asia Pasifik.
Para pimpinan industri berdiskusi tentang bagaimana mereka memanfaatkan teknologi termutakhir dan umpan balik karyawan untuk membangun lingkungan kerja pintar yang memberikan pengalaman kerja yang intuitif, setara, dinamis, dan aman bagi karyawan.
Head of APAC at Zoom Ricky Kapur mengatakan, “Gaya kerja hybrid akan menjadi gaya kerja tetap, dengan banyaknya orang yang mulai bekerja di lingkungan kerja hybrid.”
Di Asia Pasifik, sambung Ricky, berbagai perusahaan telah membuka kembali kantor mereka, dan banyak perusahaan meminta karyawan mereka untuk kembali masuk kantor.
Perusahaan ingin dapat memantau karyawan seperti sedia kala, sebelum masa pandemi.
“Namun, hal tersebut kini tidak lagi menjadi lumrah,” tekan Ricky.
Menurutnya, kita berada di era baru yang adaptif, sehingga gaya kerja hybrid akan tetap digunakan.
“Karyawan menyukai fleksibilitas, dan gaya kerja hybrid memberikan manfaat itu pada mereka. Kenyamanan dan penghematan waktu membantu mereka bekerja lebih produktif dan efisien,” terangnya.
Baca Juga: Ahli Ungkap 3 Faktor Kesuksesan Sistem Kerja Hybrid Untuk Masa Depan
Dalam survei terbaru Qualtrics, sebagian besar responden memilih lingkungan kerja hybrid dibanding sepenuhnya jarak jauh atau sepenuhnya masuk ke kantor.
Chief Product Officer at Qualtrics Jay Choi menuturkan, pekerja masih membutuhkan interaksi dan hubungan yang bermakna, tetapi tidak dengan cara mengorbankan fleksibilitas dan kenyamanan kerja.
“Gaya kerja hybrid membantu para pekerja profesional memperoleh manfaat terbaik dari kedua gaya kerja tersebut,” terang Jay Choi.
Mendengarkan umpan balik karyawan akan membawa perubahan positif
Kita memasuki era fleksibilitas, di mana orang-orang kini memiliki kebebasan memilih dalam hal di mana dan bagaimana mereka bekerja, belajar, dan terkoneksi – baik secara langsung, melalui video, telepon, chat maupun hybrid.
Jay Choi melanjutkan, perusahaan perlu mendengarkan umpan balik karyawan mereka dan menerapkan teknik mendengarkan terbaik untuk memastikan bahwa perusahaan senantiasa memperbarui kebijakan lingkungan kerja menjadi lebih baik.
“Pertemuan tatap muka akan terus menjadi penting, namun kita tetap memerlukan fleksibilitas dalam bekerja yang memungkinkan orang-orang untuk bekerja dengan gaya mereka masing-masing,” ujar Jay Choi.
Perusahaan perlu menyediakan pilihan untuk bekerja secara hybrid. Jika tidak, perusahaan berisiko kehilangan tenaga kerja mereka kepada perusahaan yang memiliki kebijakan kerja yang lebih fleksibel.
Baca Juga: Seberapa Penting Perangkat Meeting Virtual Dukung Bekerja Hybrid
Lebih lanjut Jay Choi mengutarakan gaya kerja hybrid membutuhkan pembaruan upaya untuk meningkatkan pengalaman, konektivitas, dan kelayakan kerja karyawan di seluruh dunia.
Lingkungan kerja hybrid yang paling berhasil dibangun melalui koneksi bermakna dan kolaborasi yang efektif.
Penting juga bagi perusahaan untuk membekali karyawan mereka dengan perangkat terbaik untuk berkolaborasi lintas bahasa dan perbedaan lokasi.
Maka dari itu, perusahaan perlu memiliki platform atau teknologi yang memadai.
Solusi dan fitur Zoom yang memungkinkan “Bekerja dari Mana Saja”
Ketika karyawan sedang dalam perjalanan ke kantor, mereka dapat menggunakan Zoom Room’s Workspace Reservation untuk membuat reservasi di hot desk mereka – konsep di mana meja kerja yang tersedia dapat digunakan siapa pun pada saat dibutuhkan, namun tidak dikhususkan untuk karyawan tertentu.
Ketika mereka sudah sampai di kantor, karyawan dapat melakukan check-in ke meja kerja mereka menggunakan Zoom’s scheduling display dan melanjutkan rapat tanpa hambatan.
Untuk meningkatkan kolaborasi pada rapat hybrid, terdapat Smart Gallery yang menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menciptakan tampilan video sendiri pada tiap individu yang berada di dalam ruangan, sehingga partisipan jarak jauh dapat melihat partisipan lainnya secara jelas dalam tampilan tile atau kotak-kotak rapi.