Selular.ID – CEO Huawei (Richard Yu), membagi beberapa pandangannya terkait pasar HP pada 2022, menurutnya bahwa perusahaan bisa besar jika tidak masuk daftar hitam AS.
Seperti yang kita ketahui, Huawei telah di ban oleh AS, pada 2019. DianggapAS bahwa produk asal China ini dianggap berbahaya bagi keamanan nasional.
Sekarang Richard Yu memberikan tanggapan terkait dampauk dari intervensi dan penindasan yang dilakukan AS terhadap perusahaannya.
Jika bukan karena intervensi dan penindasan AS terhadap [Huawei], produsen ponsel utama dunia mungkin adalah Huawei dan Apple.” Ungkap Yu.
Baca Juga: Huawei Klaim WATCH FIT 2 & GT 3 PRO Terjual Lebih 3000 Dalam 3 Hari Penjualan
Apalagi , Pria yang menjabat sebagai CEO Huawei ini menyebutkan bahwa sebenarnya Samsung adalah brand yang memiliki nilai yang kecil.
“Yang lain adalah produsen kecil, termasuk perusahaan Korea (Samsung), yang mungkin sebagian besar dijual di AS dan Korea Selatan. pasar.” Tambahnya.
Tidak diketahui mengapa Yu berani menilai Samsung adalah produk kecil, padahal Huawei sendiri masih belum bisa menyamai kinerja dan hasil yang dilakukan Samsung.
Mungkin Yu berani menyebut seperti itu karena Huawei sempat menyalip Samsung, namun harus merosot setelah mendapatkan hantaman larangan berdagang oleh AS.
Baca Juga: Kolaborasi Epic Huawei Leica, Bermula Dari Seri P9 Berakhir di Seri P50
Lalu Huawei kembali mampu melampaui Samsung di pasar pada April 2020, dikondisi setelah larangan perdagangan AS yang terkenal mulai berlaku.
Dikarenakan Huawei sukses lakukan penjualan yang kuat di seluruh daratan China, Huawei melampaui Samsung dengan pangsa pasar 2% dan menyumbang 19% dari semua penjualan telepon global.
Sedangkan pangsa Samsung adalah 17% karena seri Galaxy S20 yang lesu, semuanya menurut Counterpoint Research. Statistik 2020
Pada 2018 Huawei sempat alami masa kejayaan untuk menjadi pemimpin pasar berdasarkan volume penjualan.
Maka dari itu bisa dibenarkan dari apa yang diucap oleh Yu, jika saat ini AS tidak menempatkan Huawei di Daftar larangan perdagangannya.
Daftar Entitas juga mencegah perusahaan untuk bekerja dengan perusahaan mana pun yang beroperasi di Amerika Serikat, serta mencegah mereka menerima chip canggih.