Harmony mengatakan serangan itu tidak mempengaruhi jembatan terpisah untuk Bitcoin.
Seperti aspek lain dari DeFi, yang bertujuan untuk membangun kembali layanan keuangan tradisional seperti pinjaman dan investasi di blockchain.
Jembatan ini telah menjadi target utama bagi peretas karena kerentanan dalam kode dasarnya.
“Jembatan menjaga simpanan likuiditas yang besar, menjadikannya target yang menggoda bagi para hacker,” kata Jess Symington, research lead di perusahaan analisis blockchain Elliptic.
“Agar individu dapat menggunakan jembatan untuk memindahkan dana mereka, aset dapat dikunci di satu blockchain dan tidak perlu mereka kunci atau cetak di blockchain lain,” tambah Symington.
Akibatnya, layanan ini menyimpan sejumlah besar aset kripto.
Harmony belum mengungkapkan secara pasti bagaimana dana tersebut dicuri. Namun, salah satu investornya telah menyuarakan keprihatinan tentang keamanan jembatan Horizonnya sejak April.
Keamanan jembatan Horizon bergantung pada dompet ‘multisig’ yang hanya membutuhkan dua tanda tangan untuk memulai transaksi.
Beberapa peneliti berspekulasi bahwa pelanggaran tersebut adalah hasil dari ‘private key compromise’, di mana peretas memperoleh kata sandi yang diperlukan untuk mendapatkan akses ke dompet kripto.
Kendati demikian, sampai berita ini turun pihak Harmony belum bisa memberikan komentar lanjutan.
Aksi pencurian aset kripto dalam bentuk hacking seperti kasus Horizon bukan terjadi untuk pertama kalinya.
Baca juga: Saat Sejumlah Startup di Ujung Tanduk dan Nilai Crypto Menurun, Jumlah Staf PINTU Naik 2 Kali Lipat
Kasus lainnya
Sebelumnya di The Ronin Network, yang mendukung permainan kripto game Axie Infinity, kehilangan lebih dari US$ 600 juta dalam pelanggaran keamanan yang terjadi pada Maret lalu.
Wormhole, jembatan populer lainnya, kehilangan lebih dari US$ 320 juta dalam peretasan terpisah sebulan sebelumnya.
Pencurian tersebut menambah kabar buruk di pasar kripto dalam beberapa pekan terakhir.
Krisis likuiditas yang menimpa perusahaan pemberi pinjaman kripto yakni Celsius Network dan Babel Finance menjadi penyebab pasar kripto kembali mengalami crash untuk kedua kalinya hanya dalam periode semester I-2022.
Kedua perusahaan tersebut membekukan penarikan setelah penurunan tajam nilai aset mereka mengakibatkan krisis likuiditas yang turut mempengaruhi pasar kripto.
Adapun untuk crash kripto pertama terjadi pada awal bulan lalu karena kejatuhan dua token besutan Terra Form Labs yakni Terra Luna (LUNA) dan token stablecoin satu-satunya di ekosistem Terra yakni TerraUSD (UST).
Sementara itu, dana lindung nilai (hedge fund) kripto yang terkumpul oleh Three Arrows Capital bisa saja ditetapkan gagal bayar (default) oleh para krediturnya, di mana salah satunya yakni broker Voyager Digital yang memberikan pinjaman sebesar US$ 660 juta kepada Three Arrows Capital.