Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Buntut Pembelian Saham GoTo Oleh Telkomsel, Erick Thohir Pilih Tutup Mulut

BACA JUGA

Menteri BUMN Erick Thohir bersama Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi. dan jajaran direksi BUMN Saat Pelepasan Mudik Gratis Telkom Group Dan BUMN

Ada Peran Erick Thohir dan Wishnutama

Berbeda dengan Deddy Yefri, ekonom Yanuar Rizky mengatakan aksi korporasi Telkomsel membeli saham dan investasi berupa obligasi konversi GoTo tak bisa dilepaskan dari keterhubungan antara Menteri BUMN Erick Thohir dengan Garibaldi Thohir yang menjabat sebagai Komisaris Utama PT GoTo.

Sebagaimana telah diketahui dua orang tersebut memiliki hubungan kakak dan adik. Selain mereka, keterhubungan lain ada pada Wishnutama yang menduduki posisi Komisaris Utama di PT Telkomsel dan juga di Dewan Komisaris PT GoTo.

Itu mengapa, menurut Yanuar, investasi yang berlangsung pada November 2020 sebesar Rp5 triliun tersebut mustahil berlangsung tanpa ada campur tangan mereka.

Pasalnya kebijakan yang diambil dalam investasi obligasi konversi, tambah Yanuar, cenderung menguntungkan GoTo.

Mulai dari pembelian saham yang dilakukan sebelum melantai di bursa dan dengan harga di bawah pasar, hingga pemberian obligasi konversi yang tanpa menerapkan bunga.

“Di dunia ini tetap (obligasi konversi) pasti dengan bunga. Ini yang harus digali oleh panja atau pansus. Yang paling penting sebenarnya oleh OJK, kenapa bisa di luar kebiasaan umum yang ada?” kata Ekonom Yanuar Rizky kepada BBC News Indonesia, Selasa (14/6).

“Kalau tidak ada hubungan afiliasi bisa dapat enggak dari Telkom?” sergah Yanuar.

Soal pembelian saham, pada tahun 2018 Kejaksaan Agung pernah menyatakan investasi itu berisiko.

Kejaksaan beranggapan prinsip investasi pemerintah harus pada sesuatu yang nyata, bisa dihitung potensinya, seperti aset, pendapatan, dan keuntungan yang diperoleh.

Karenanya Menteri BUMN saat itu Rini Soemarno menentang rencana pembelian saham Gojek oleh Telkom.

Baca Juga: IPO GoTo: Buy or Bye?

Pengamatan Yanuar, perusahaan startup di Indonesia saat ini sebagian besar merugi begitu pula yang terjadi pada GoTo.

Selama periode 2018-2020, total kerugian setelah pajak perseroan mencapai Rp52 triliun. Yang terbesar pada tahun 2019 sebesar Rp24 triliun.

Pernah berkurang pada akhir tahun 2020, kerugian GoTo kembali membengkak menjadi Rp22 triliun per 31 Desember 2021.

Yang jadi persoalan, katanya, beberapa saat setelah Telkomsel mengucurkan dana investasi Rapat Umum Pemegang Saham GoTo setuju untuk melakukan aksi korporasi membeli kembali (buyback) saham-saham perusahaan dari tangan sejumlah pemegang saham lama tertentu, plus IPO.

Baca Juga: Apakah Saham Telkom Masih Bagus Meski Rugi Rp881 Miliar Karena GOTO?

“Sederhana saja, kalau enggak ada transaksi dari Telkom, bisa enggak pemegang saham jual ke angka Rp375 per saham? Sementara berdasarkan aturan OJK, begitu IPO semua pemegang saham lama tidak boleh menjual saham selama delapan bulan.”

“Sedangkan perusahaan ini dalam kondisi merugi. Kalau enggak dapat duit dari Telkom darimana duitnya?”

“Jadi ini titik krusialnya. Transaksinya berpotensi ada benturan kepentingan karena ada yang menerima manfaat.”

Apa kata Erick Thohir?

Hingga berita ini diterbitkan, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, tidak merespon telepon maupun pesan singkat yang dikirim BBC News Indonesia.

Tapi sebelumnya Arya telah menampik tudingan konflik kepentingan dalam pembelian saham GoTo oleh Telkomsel. Ia menyebutkan bahwa, Telkomsel berinvestasi di GoTo untuk ekosistem bisnis jangka panjang.

Baca Juga: Saham Goto Anjlok, Analis: Telkom Masih akan Bertumbuh hingga Akhir Tahun

Di sisi lain, Arya menyebut saat ini saham GoTo sudah beranjak naik. Katanya, untung-rugi dalam perdagangan saham adalah hal yang lumrah.

“Telkomsel sudah untung lagi. Untungnya mencapai Rp 200-300 miliar. Kan saham naik-turun biasa,” kata Arya seperti dilansir Tempo.co.

 

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU