Program STEAM For The Future Bekali Pelajar Siap Bersaing di Era Digital

Program STEAM for the Future Bekali Pelajar Siap Terjun di Bidang IT
Program STEAM for the Future Bekali Pelajar Siap Terjun di Bidang IT

Selain mempelajari pentingnya karier STEAM dan cara mempersiapkan karier ini sejak sekolah, mereka juga dibekali dengan keterampilan dasar pemodelan 3D, pengkodean, dan komputasi melalui praktik pembelajaran berbasis augmented reality dan virtual reality.

Program ini memberikan semua pelajar akses gratis ke Junior Achievement (JA) Assembling Your Career, kurikulum internasional untuk kesiapan kerja yang dikembangkan oleh JA, dan akun premium 1 tahun untuk platform pembelajaran digital Cospaces, yang memungkinkan mereka untuk membangun, mengkode, dan mengeksplorasi kreasi mereka sendiri dalam augmented reality atau virtual reality.

Selama rangkaian program, relawan AWS juga terlibat aktif untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inspirasi kepada para pelajar.

Gunawan Susanto, Country Manager Amazon Web Services Indonesia menuturkkan keikutsertaan AWS dalam STEAM for the Future untuk mendukung Inisiatif Making Indonesia 4.0 dari Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang STEAM; satu dari 10 prioritas nasional untuk mempercepat pertumbuhan industri.

AWS mengumumkan tujuan untuk melatih 29 juta karyawan di seluruh dunia. AWS telah melatih lebih dari tiga ratus ribu individu di Indonesia dengan keterampilan di bidang cloud sejak 2017.

Robert Gardiner, Academic Advisor and Operations Counsel Prestasi Junior Indonesia mengatakan, partisipasi dalam pembelajaran STEAM yang berbasis pengalaman di usia muda membangun fondasi dan minat yang kuat di mana pengembangan pengetahuan lebih lanjut dapat dilakukan.

Seiring kemajuan para pelajar melalui tahun-tahun pendidikan, penting untuk memastikan bahwa lulusan dapat memenuhi kebutuhan persyaratan pekerjaan potensial.

“Melalui program ini, para pelajar memperoleh pengalaman pertama memahami keterampilan teknis (hard skills) yang dibutuhkan untuk pekerjaan masa depan dan juga berkesempatan untuk melatih keterampilan non teknis (soft skills), seperti berpikir kritis dan pemecahan masalah yang kompleks, komunikasi, kolaborasi, serta kreativitas.”ujar Robert Gardiner.

Pada kegiatan STEAM for the Future Innovation Camp yang digelar secara daring, Sabtu (19/3), para pelajar ditantang untuk menciptakan sebuah solusi inovatif terhadap permasalahan di komunitas dengan pendekatan STEAM.

Salah satu inovasi tersebut adalah Impressive School (IMS) Project yang digagas oleh Tim Sapta Eka dari SMAN 71 Jakarta. Kondisi pembelajaran jarak jauh sebagai dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor pendidikan membuat para pelajar di seluruh dunia tidak dapat mengenal ruang fisik di sekolah masing-masing.

Berupaya memecahkan permasalahan tersebut serta terinspirasi dari konsep metaverse yang tengah populer, Tim Sapta Eka mengembangkan desain sekolah mereka dalam wujud virtual reality.

Baca Juga:Pelajar Bisa Bayar SPP Lewat Warung, Ini Caranya

IMS Project ini diharapkan dapat memungkinkan para pelajar untuk menjelajahi sekolah mereka secara interaktif dan memberikan manfaat kepada sekolah untuk mengenalkan sekolah kepada masyarakat.

Dengan gagasan inovatif ini, Tim Sapta Eka dari SMAN 71 Jakarta berhasil meraih juara pertama dan penghargaan proyek augmented reality/virtual reality paling kreatif dalam ajang STEAM for the Future Innovation Camp.