Selular.ID – Meta (perusahan yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook) mengancam akan menarik jejaring sosialnya Facebook dan Instagram keluar dari wilayah Eropa.
Ancaman tersebut dibuat jika regulator tidak mengizinkan Meta memproses data pengguna pribadi di Eropa dan AS.
Meta memberikan penjelasan dalam sebuah laporannya kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS.
Dalam laporannya pihak Meta mengklaim bahwa penting bagi bisnisnya untuk memproses data baik di Uni Eropa maupun AS agar operasinya dan bisnis penargetan iklannya berfungsi dengan sempurna.
“jika kami tidak dapat mentransfer data antara dan di antara negara dan wilayah tempat kami beroperasi, hal itu dapat memengaruhi kemampuan kami untuk menyediakan layanan, cara kami menyediakan layanan atau kemampuan kami untuk menargetkan iklan.”
Tapi ini bertentangan dengan undang-undang Uni Eropa mengharuskan data warganya diproses di server yang berlokasi di Eropa saja.
Baca Juga: META Dinobatkan Sebagai Pecundang di Dunia Teknologi 2021, Kok Bisa?
Perjanjian berbagi data sebelumnya antara AS dan UE dinilai si tidak mencukupi dan tidak ada peraturan baru yang membuat praktik tersebut legal.
Sedangkan Meta berharap untuk menemukan kesepakatan baru pada tahun 2022, jika tidak menemukan titik terang.
Masa depan yang mengerikan akan datang untuk jaringan sosialnya di Wilayah Eropa.
Karena Jika kerangka transfer data transatlantik baru tidak diadopsi dan kami tidak dapat terus mengandalkan SCC (Standard Contractual Clauses).
Meta mengancam tidak akan dapat menawarkan nomor produk dan layanan yang paling signifikan, termasuk Facebook dan Instagram, di Uni Eropa.
Baca Juga: Kapan Metaverse Perlu Diregulasi Pemerintah? Ini Jawabanya..
Akan berdampak negatif bagi material terhadap bisnis, kondisi keuangan, dan hasil operasi perusahaan milik Zuckerberg itu.
Menariknya, perusahaan tidak menyebutkan WhatsApp messenger te2renkripsi sebagai ancamannya. Sedangkan layanan tersebut dapat secara implisit dimaksudkan dengan bahasa “termasuk Facebook dan Instagram.”
Dalam pernyataan itu, akan tampak aneh bahwa perusahaan tidak akan menggunakan WhatsApp sebagai pengaruh tambahan karena itu adalah standar perpesanan de-facto di banyak negara Uni Eropa.