Sabtu, 2 Agustus 2025
Selular.ID -

Tiga Alasan Mengapa Indosat Ooredoo Hutchison Tak Sepenuhnya Kuasai Spektrum Hasil Merger

BACA JUGA

Uday Rayana
Uday Rayana
Editor in Chief

Benchmark di Negara-negara Lain

Tak dapat dipungkiri, praktek merger dan akuisisi telah melanda industri telekomunikasi dalam beberapa tahun terakhir. Berkembangnya ekosistem DNA (device, network, dan aplikasi) semakin mempercepat upaya konsolidasi. Terlebih industri telekomunikasi dan digital merupakan sektor yang saling membutuhkan dukungan ekosistem yang kuat.

Hal itu penting untuk membuat biaya yang efisien serta jangkauan layanan yang lebih luas. Merger dan akuisisi merupakan strategi untuk mencapai efisiensi dan pembentukan ekosistem tersebut.

Meski mendorong terjadinya M&A, namun pemerintah selaku regulator tidak bisa menghindar dari intervensi dan menempatkan kembali spektrum yang dilelang, apabila terjadi konsentrasi yang tidak semestinya terjadi.

Saat ini kajian spektrum yang dipicu oleh perubahan struktural dan berdampak pada keseimbangan pasar, merupakan hal yang jamak terjadi di berbagai negara. Contoh paling menonjol adalah penciptaan operator selular EE di Inggris dan akuisisi Orange oleh 3 di Austria beberapa tahun lalu.

Di Inggris, regulator telekomunikasi setempat OFCOM memaksa EE menyerahkan hingga 25% spectrum yang dialokasikan pasca akuisisi oleh BT pada 2016. OFCOM menjual kembali spectrum tersebut kepada pemain yang memiliki spektrum terbatas, demi memperbaiki ketidakseimbangan akibat terjadinya merger.

Begitupun dengan regulator telekomunikasi Austria, di mana operator 3 juga harus mengembalikan 25% spektrum miliknya sebagai konsekwensi dari keputusan merger dengan Orange.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU