Kamis, 31 Juli 2025
Selular.ID -

Spire Research : Fraud di GoJek Mencapai 30%

BACA JUGA

Jakarta, Selular.ID – Meski proteksi ditingkatkan bahkan aparat kepolisian juga telah dilibatkan, namun tindak kecurangan (fraud) di bisnis transportasi online masih terbilang tinggi.

Praktek fraud memang seperti duri dalam daging.  Karena dapat menyebabkan kerugian bagi penyedia platform transportasi online dan juga mitra pengemudi yang jujur. Di sisi lain juga menjadi koreksi atas lemahnya sistem yang mereka miliki.

Sayangnya, dalam studi yang dilakukan Spire Research and Consulting, fraud di kalangan pengemudi (driver) sudah menjadi rahasia umum.

Temuan tersebut didapat setelah survey yang melibatkan 40 pengemudi dan 280 konsumen atau pengguna yang dipilih secara acak dalam skala nasional.

Spire Research and Consulting memperkirakan sebanyak 30% dari order yang diterima GoJek terindikasi fraud.

Angka itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan persentase fraud Grab yang diperkirakan hanya 5%.

Angka tersebut berdasarkan estimasi jumlah order fraud dibandingkan jumlah total order yang diterima. lni merupakan masalah sistematis bagi kedua perusahaan dan terutama, permasalahan yang GoJek harus segera atasi.

“Perkiraan ini masuk akal karena kami juga melakukan survei terhadap para pengemudi transportasi online,” ungkap Group Deputy CEO Spire Research and Consulting Jeffrey Bahar, di Jakarta (30/1/2019).

Diungkapkannya, pada  2018, dari para pengemudi GoJek yang disurvei, 60% di antaranya mengaku pernah melakukan fraud untuk meningkatkan jumlah order mereka yang akan berpengaruh pada bonus dan pendapatan harian yang diterima.

Para pengemudi GoJek yang pernah melakukan fraud itu mengatakan melakukannya karena menemukan celah yang dapat ditembus dalam sistem GoJek.

Caranya, dengan menggunakan aplikasi yang dapat memodifikasi lokasi (mod). Di sisi Iain, meski pengemudi Grab tak terbebas dari praktik fraud, namun jumlahnya lebih sedikit, yakni kurang dari 10%.

Para pengemudi Grab mengatakan ketatnya sistem keamanan di aplikasi Grab dapat mendeteksi adanya praktik nakal para pengemudi. Di sisi lain, tegasnya sanksi yang dijatuhkan oleh manajemen ditengarai mampu menjadi penghalau niat para pengemudi Grab untuk melakukan tindak kecurangan.

Para pengemudi juga menyatakan bahwa kedua perusahaan berusaha untuk memperbaiki sistem mereka dalam mendeteksi fraud.

Hasil penelitian yang dilakukan Spire Research and Consulting tentang fraud itu memperkuat hasil riset sebelumya yang dilakukan oleh INDEF (Institute for Development of Ekonomic and Finance).

Dalam survey yang dirilis pada Juni 2018, INDEF menyimpulkan bahwa, praktek fraud yang kerap disebut sebagai order fiktif (ofik) masih banyak terjadi, baik di Gojek maupun Grab. 

Tercatat, driver Gojek paling banyak melakukan order fiktif sebesar 42%. Sedangkan jumlah order fiktif yang terjadi di Grab lebih rendah dibanding Gojek dengan angka 28%.

Dari kajian yang dilakukan Spire menunjukkan, manajemen Grab berusaha keras menekan praktek fraud. Sehingga hasilnya terbilang cukup baik. Mampu menekan hingga tersisa 5%.

Berbeda dengan GoJek. Angka 30% memperlihatkan perusahaan tak terlihat sungguh-sungguh dalam memberantas fraud.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU