Jakarta, Selular.ID – Serangan malware terus terjadi dan menyerang siapa saja tak pandang bulu baik perusahaan maupun personal. Microsoft bersama Frost & Sullivan merilis studi bertajuk Understanding the Cybersecurity Threat Landscape in Asia Pacific: Securing the Modern Enterprise in a Digital World tentang serangan cyber di sejumlah perusahaan.
Studi tersebut melibatkan 1.300 pimpinan bisnis dan TI dari organisasi skala menengah (250-499 pekerja) hingga organisasi skala besar (lebih dari 500 pekerja).
Tercatat, setengah dari seluruh organisasi dan perusahaan yang disurvei di Indonesia telah mengalami insiden keamanan siber sekitar 22%. Sekitar 27% tidak yakin bahwa telah mengalaminya.
Microsoft juga membagikan tips bagi perusahaan dalam mencegah serangan malware. Berikut ulasannya.
- Memposisikan keamanan siber sebagai sebuah penggerak transformasi digital
Tidak terhubungnya praktik keamanan siber dan upaya transformasi digital membuat frustasi para pekerja. Keamanan siber merupakan kebutuhan dalam era transformasi digital untuk menuntun dan menjaga agar perusahaan tetap aman melalui perjalanan tersebut.
Sebaliknya, transformasi digital memberi peluang bagi praktik keamanan siber untuk meninggalkan cara lama dan menggunakan metode yang baru untuk menghadapi tantangan-tantangan saat ini.
- Investasi lebih besar dalam meningkatkan security
Lebih dari 90% serangan siber dapat dicegah dengan memelihara praktik-praktik dasar terbaik. Menjaga kata sandi yang kuat, penggunaan otentikasi multi-faktor terhadap otentikasi mencurigakan jika diperlukan, memperbaharui dan memelihara keaslian perlindungan sistem operasi, perangkat lunak, dan anti-malware dapat meningkatkan kemampuan menghadapi serangan siber.
Hal ini seharusnya tidak hanya mengandalkan seperangkat peralatan saja namun juga pelatihan dan kebijakan untuk mendukung dasar yang lebih kuat.
- Memilih model Hybrid Cloud
Serangan pada keamanan siber melibatkan pembobolan data dan dapat dihindari dengan menyimpan data pada sistem komputasi awan yang konsisten dan lingkungan on-premise. Teknologi Microsoft terintegrasi dengan lancar pada ekosistem keamanan mitra kami untuk menghadirkan platform keamanan yang menyeluruh, dan ada lima mitra di Indonesia yang bekerja sama dengan Microsoft untuk membangun strategi hybrid komprehensif.
Mereka dapat menyediakan platform dan perangkat manajemen yang akan membantu pelanggan untuk menyederhanakan dan menjadikan hybrid cloud mereka menjadi solusi bisnis yang cepat.
- Infrastrukutur IT dan SDM terbaik
Infrastruktur IT yang memadai jelas mampu menangkal serangan cyber. Namun infrastruktur IT yang baik jika tidak ditunjang Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, maka hasilnya tidak maksimal. Kurangi jumlah peralatan dan kerumitan operasi keamanan Anda untuk memungkinkan operator Anda mengasah keterampilan mereka dengan peralatan yang ada.
Memprioritaskan pemakaian peralatan yang terbaik merupakan sebuah cara yang bagus untuk memaksimalkan penanganan resiko Anda tanpa resiko penggunaan terlalu banyak alat dan kompleksitas bagi lingkungan. Hal ini secara khusus benar jika setiap peralatan di dalam rangkaian terintegrasi dengan baik untuk saling memanfaatkan satu sama lainnya.
- Penilaian, pemeriksaan dan kepatuhan secara berkala
Organisasi sebaiknya selalu dalam keadaan patuh. Setiap penilaian dan peninjauan sebaiknya dilakukan secara teratur untuk menguji apakah ada celah yang muncul sementara organisasi dengan cepat bertransformasi dan menutup celah-celah tersebut.
Jajaran pimpinan sebaiknya tetap patuh tidak hanya pada regulasi industri tetapi juga pada bagaimana organisasi berkembang dengan praktik-praktik keamanan terbaik; dan
- Optimalisasi penggunaan AI
Dengan kurangnya ketersediaan kapabilitas keamanan, setiap organisasi perlu melihat pada otomasi dan AI untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas operasi keamanan mereka.
Kemajuan AI saat ini telah menunjukkan banyak hal menjanjikan, tidak hanya dalam meningkatkan deteksi yang bisa saja terlewatkan, tettapi juga dalam mempertimbangkan bagaimana signal-signal beragam data seharusnya diterjemahkan menjadi rekomendasi tindakan.
Sistem seperti ini telah berhasil dalam implementasi awan dimana data dalam volume yang besar diproses secara cepat.
Pada akhirnya, pemanfaatan otomasi dan AI dapat membebaskan sumber daya manusia yang berfokus pada keamanan untuk dapat melakukan aktivitas dengan tingkat yang lebih tinggi.