Jumat, 1 Agustus 2025
Selular.ID -

Ericsson Prediksi Potensi Pendapatan Operator Indonesia Saat Implementasikan 5G

BACA JUGA

IMG_20171127_114152
Jakarta, Selular.ID – Indonesia memiliki potensi besar dalam penerapan layanan 5G. Pada studi internal, Ericsson memprediksi market Indonesia mencapai USD6 miliar atau sekitar Rp81 triliun pada dekade mendatang.

Hal itu disampaikan Ulf Ewaldsson, Senior VP Head of Business Area Digital Sevices, Ericsson, pada media briefing hari ini di Jakarta (27/11/2017).

“Kami sudah melakukan kalkulasi dari layanan 5G. Agak sulit memprediksi, tapi setidaknya potensi pendapatan operator Indonesia 6 miliar dolar AS. Atau dengan kata lain sekitar 30% tambahan pendapatan dari pemanfaatan 5G di tahun 2026 untuk operator. Level itu bisa direngkuh pada bisnis-bisnis baru yang bisa berkembang di platform 5G,” terang Ulf.

Tapi banyak pihak yang harus mendukung, terutama perator dan pemerintah. Industri telekomunikasi Indonesia bisa menstimulasi industri lainnya untuk juga menerapkan 5G di ekosistemnya.

“Teknologi ICT adalah salah satu kunci membangun fondasi ekonomi digital dan IoT. Kendati Anda berkecimpung di industri petrokimia atau furnitur, Anda tetap harus berinteraksi dengan konsumen yang mayoritas melalui platform digital sekarang ini,” tutur Ulf.

Untuk itu, menurut Ulf, pemerintah harus membangun platform ICT yang kuat agar memungkinkan semuanya terjadi. Mereka harus investasi di infrastruktur ICT.

“Sangat penting bagi pemerintah dalam menyediakan frekuensi dan spektrum yang cukup agar operator telekomunikasi bisa menggelar jaringan berkecepatan tinggi ke pelanggan yang lebih luas, mengelola trafik, dan memastikan network lancar meski trafik tinggi.”

Itulah beberapa poin tentang regulasi ICT yang harus diurus pemerintah. Ulf berharap bisa diselesaikan lebih cepat, agar bisa menggelar layanan 5G pada 2020 dan bisa dimulai lebih dini.

“Cara pandang kuno dalam melihat transformasi teknologi -kami akan melihat dan menunggu dulu karena sibuk menerapkan teknologi lain- sudah tidak relevan,” tutur Ulf.

Menurutnya, industri apa pun akan lebih baik langsung berpindah ke teknologi baru.

“Negara yang ekonominya tengah berkembang seperti Indonesia, tidak harus mengikuti urutan teknologi yang ada di negara lain, lebih baik lompat langsung ke teknologi terbaru,” jelas Ulf.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU