Jakarta,Selular.ID – Beberapa waktu lalu, nilai tukar mata uang virtual, Bitcoin, sempat mengalami penuruan. Kali ini, tercatat bahwa nilai tukar Bitcoin kembali melonjak hingga menyentuh angka USD4926 atau setara Rp 65,5 juta.
Dalam kurun waktu sebulan terakhir, nilai tersebut merupakan yang tertinggi. Mata uang digital ini pun menguasai sekitar 50 persen kap pasar dari seluruh dunia.
Perkembangan mata uang digital Bitcoin ini kerap mengalami fluktuasi. Pada 2 September lalu, nilai tukar Bitcoin sempat menyentuh nilai kisaran USD5013. Dua pekan setelahnya, nilai tukar turun drastis hingga menyentuh USD3000.
Beberapa waktu lalu juga sempat muncul berbagai komentar, yang bertanya-tanya tentang masa depan Bitcoin. Penurunan nilai tukar mata uang digital ini dipengaruhi oleh berita razia bursa Bitcoin, yang dinilai tidak sah oleh pemerintah China.
Morgan Jamie Dimon selaku CEO JP Morgan, mengomentari bahwa Bitcoin merupakan mata uang yang dianggap “penipu”. Selanjutnya Presiden Rusian, Vladimir Putin, diketahui akan mengambil langkah untuk menutup bursa Bitcoin, hal ini sama seperti langkah yang telah dilakukan pemerintah China.
Kritikan juga datang dari seorang investor terbesar di dunia, Lary Fink. Ia menyebutkan bahwa Bitcoin memiliki kaitan dengan aktivitas ilegal.
Menurut Business Insider yang Selular rangkum pada, Rabu (11/10/2017), Bitcoin sering digunakan untuk tranksaksi ilegal di internet, karena memiliki sistem anonymous.
Atas dasar itu, pemerintah Jepang sudah lebih dulu membuat regulasi penggunaan mata uang digital, khusunya Bitcoin. Selain Jepang, diketahui Australia juga akan menerapkan hal yang sama agar masyarakat tetap aman menggunakannya.
