Jakarta, Selular.ID – Masa-masa dimana Google bermusuhan dengan industry berita lain mungkin sudah berlalu. Google tidak bercanda saat mengatakan bahwa perusahaan ingin menebus kesalahan dengan outlet berita berbasis langganan.
Seperti yang Selular yang lansir dari laman Engadget, Senin (23/10), kepala raksasa mesin pencari berita, Richard Gingras, mengatakan kepada Financial Times tentang rencana Google untuk membagi pendapatan dengan penerbit yang memanfaatkan alat berlangganan terbaru milik Google.
Serupa dengan sistem iklan milik Google, mereka akan memanfaatkan pengetahuan dari mesinnya dan juga akan menggunakan data pengguna untuk menemukan calon pelanggan baru. Ini akan mengambil potongan dari penjualan saat ada orang yang mengambil tindakan.
Tidak seperti iklan, Google tidak akan mengumpulkan 30 persen dari uang yang mereka dapatkan. “Secara signifikan lebih bermurah hati,” kata Gingras.
Gingras menolak argument bahwa Google mencoba merebut kendali dari penerbit di dalam layanan berita berlangganan di Facebook yang menggunakan artikel Instan yang ditautkan ke situs artikel asli tersebut berada. “Kami tidak ingin memiliki pelanggan,” tambah Gingras.
Sudah jelas bahwa Google belum siap untuk mengumumkan rincian akhirnya, dan tidak ada jaminan bahwa setiap penerbit besar akan menerima persyaratannya.
Namun, jelas sekali bahwa google telah mengalami kemajuan yang lebih baik dari masa lalu Google, dimana mereka bertengkar dengan penerbit berita yang menuduhnya hanya memanfaatkan pekerjaan para penerbit dan memberi imbalan yang tidak sesuai.
Sebelumnya, hal ini meremehkan artikel yang terkunci dibalik tempat berlangganan mereka kecuali para penerbit setuju untuk menawarkan akses gratis ke setidaknya tiga artikel per hari, sehingga mereka memberikan potensi pendapatan hanya untuk tetap relevan dalam hasil pencarian.
Sekarang, Google memberikan peraturan keras dan cepat untuk mendukung keuntungan saat seseorang memutuskan untuk berlangganan pada salah satu berita.