Jakarta, Selular.ID – Tak ada kata berhenti untuk membangun. Begitulah credo yang dianut oleh Telkomsel. Sejak didirikan pertama kali pada 1995, tiga kata kunci yakni : coverage, coverage, coverage, menjadi mantra yang tak pernah ditanggalkan oleh setiap pimpinan Telkomsel.
Tak terkecuali Ririek Adriansyah. Sadar bahwa luasnya jangkauan layanan di seluruh wilayah Nusantara telah menjadi kekuatan Telkomsel sejak lama, Ririek yang mewarisi tongkat dari Alex Sinaga pada Januari 2015, terus menggeber pembangunan jaringan dan meningkatkan kapasitas. Terutama BTS 3G dan 4G, demi memenangkan persaingan di layanan data.
Tengok saja, sepanjang 2016 Telkomsel telah membangun lebih dari 20.000 BTS baru, di mana 90% di antaranya merupakan BTS broadband. Adapun total keseluruhan BTS secara nasional yang dimiliki Telkomsel hingga ke wilayah pulau terdepan, pelosok, dan daerah perbatasan berjumlah 129.000 BTS, di mana 61% di antaranya merupakan BTS broadband.
Terus meningkatnya penggunaan layanan data, khususnya respon positif terhadap layanan 4G, juga mendorong Telkomsel untuk menambah cakupan layanan 4G ke lebih banyak lagi kota kabupaten di Indonesia. Selama 2016, Telkomsel telah menggelar lebih dari 11.500 eNode B (BTS 4G) yang melayani sekitar lebih dari 12 juta pelanggan 4G LTE di lebih dari 400 kota kabupaten di Indonesia.
Tak hanya wilayah kabupaten, pembangunan BTS 4G Telkomsel juga merambah berbagai destinasi pariwisata di Tanah Air. Jaringan berbasis teknologi itu untuk mengakomodasi tingginya kebutuhan wisatawan yang aktif menggunakan layanan komunikasi selama berada di tempat tersebut.
Selain Labuan Bajo, sepanjang 2016, Telkomsel telah melakukan optimalisasi jaringan di 11 destinasi wisata utama lain di Indonesia, yakni Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Bunaken (Sulawesi Utara), dan Raja Ampat (Papua Barat).
Seiring dengan pembangunan BTS 4G yang terus meluas, Ririek juga terus memperkuat ekosistem digital melalui program The NextDev yang sudah berjalan sejak 2015.
“The NextDev bertujuan untuk menggali potensi anak muda Indonesia dalam menciptakan mobile apps yang mampu memberikan dampak sosial positif bagi masyarakat. The NextDev mengajak anak muda untuk mewujudkan imajinasi dan ide mereka dalam hal pengembangan Kota Pintar dan Desa Pintar, serta menjadi bagian dari program untuk membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik”, ujar Ririek.
Ririek menambahkan bahwa The NextDev bukan hanya sekedar kompetisi, namun juga menjadi penghubung antara startup lokal dengan pemerintah daerah untuk mendukung terciptanya iklim kolaborasi dalam pemanfaatan teknologi sebagai solusi smart city.
Menurut Ririek, para startup lokal adalah aset bangsa yang perlu dibina dan difasilitasi agar bisa terus berkembang dan memiliki daya saing di tingkat regional. Melalui The NextDev, Telkomsel juga memberikan kesempatan kepada para startup untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak sekaligus membuka akses pasar.
Program The NextDev menunjukkan keseriusan Ririek dalam membangun Indonesia yang Digital. Alhasil, dalam upaya menciptakan ekosistem digital yang kuat, tahun ini Telkomsel akan terus melanjutkan ekspansi jaringan ke berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
Guna mencapai tujuan terbentuknya Indonesia yang digital, Telkomsel terus menggencarkan pembangunan infrastruktur broadband ke berbagai wilayah Indonesia, melahirkan inovasi produk dan layanan digital yang semakin beragam, memperluas saluran distribusi produk dan layanan secara online, mengembangkan solusi bisnis terpadu untuk kebutuhan instansi pemerintah, korporat, serta usaha kecil dan menengah (UKM), dan mengintensifkan pemanfaatan Big Data untuk kebutuhan pelanggan.
“Terbangunnya Indonesia yang digital diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi selangkah lebih maju, di mana teknologi akan mampu membuat pertukaran informasi terjadi lebih cepat sehingga meningkatkan produktivitas masyarakat, jelas Ririek.
Guna memperluas pembangunan infrastruktur broadband, Telkomsel tentu harus mengeluarkan Capex yang tak sedikit. Rata-rata Telkomsel mengalokasikan dana investasi (capital expenditure/capex) sekitar 15 persen dari proyeksi pendapatan.
Namun, besarnya alokasi capex terbukti mampu meningkatkan kinerja Telkomsel. Seperti halnya 2015, sepanjang 2016, Ririek mampu menjaga mesin pertumbuhan Telkomsel, sekaligus mempertahankan pertumbuhan double digit.
Untuk mempertahankan posisi, Ririek menegaskan bahwa inovasi produk, layanan dan jaringan serta teknologi untuk menghadirkan pengalaman mobile digital lifestyle akan terus dikedepankan Telkomsel pada 2017. Upaya ini sejalan dengan visi Telkomsel untuk tetap fokus dalam membangun ekosistem digital di Indonesia.
Dengan pencapaian tersebut, tak heran jika Ririek Adriansyah kembali meraih penghargaan bergengsi “CEO of The Year”, dalam ajang Selular Congress 2017, yang digelar Selular Media Group di Balai Kartini, Jakarta (15/5/2017).