
Jakarta, Selular.ID – Penggunaan smartphone bukan lagi sebatas kebutuhan komunikasi tetapi juga untuk menunjang hobi. Bagi pecinta fotografi, kamera compact bukan lagi pilihan utama bila ingin mengabadikan momen penting. Seiring peningkatan teknologi kamera di smartphone, sekarang ada alternatif lain yang bahkan bisa menjadi opsi pertama untuk menjepret objek.
Di balik itu semua, ada kemerosotan penjualan kamera digital selama beberapa tahun terakhir, yang salah satunya dipengaruhi oleh kehadiran smartphone dengan kamera mutakhir. Namun, di saat pamor kamera digital mulai turun, munculnya kamera mirrorless, maka permintaan mulai naik signifikan.
Pasar untuk segmen kamera mirrorless di Asia Tenggara berkembang hingga 45 persen dengan jumlah yang mencapai 421.000 unit pada tahun 2016, sejalan dengan pertumbuhan nilainya sebesar 51 persen yang mencapai USD287 juta. Namun sebaliknya, segmen kamera compact point-and-shoot tercatat mengalami penurunan tajam dalam jumlah dan nilai, masing-masing sebanyak 38 persen dan 28 persen. Segmen digital single-lens reflex (DSLR) sedikit menurun pada jumlah penjualannya hingga 8 persen, sementara nilai pasar tetap stabil sepanjang tahun.
Kini tren pasar mengarah ke segmen kamera mirrorless dari keseluruhan pasar digital still camera (DSC) di Asia Tenggara.
Di Indonesia, keseluruhan pasar DSC berkontraksi sebesar 24 persen pada jumlah dan 3 persen pada nilai di tahun 2016, dengan segmen kamera mirrorless yang meningkat baik dalam jumlah dan nilai masing-masing sebesar 66 persen dan 61 persen. Pasar DSC di Indonesia diperkirakan akan relatif stabil dengan adanya kenaikan harga jual rata-rata kamera, seperti halnya yang terjadi di seluruh wilayah Asia Tenggara.
“Banyak konsumen saat ini, terutama para Millenials, yang sudah sangat banyak terbiasa menggunakan smartphone untuk tetap terhubung dan mengakses media sosial mereka seketika. Dengan smartphone yang menawarkan kemudahan untuk langsung mengunggah foto ke media sosial, penjualan kamera digital compact secara keseluruhan akan terus terpengaruh,” ujar Gerard Tan, Senior Director, Technology Retail Tracking, GFK Asia. “Oleh karena itu, produsen kamera perlu memikirkan kembali hal-hal yang dapat membedakan produk dan nilai mereka.”
Dengan panel ritel terbesar di dunia, GfK memantau berbagai produk dan menyajikan wawasan-wawasan berdasarkan data penjualan yang aktual baik dari pihak riteler maupun penjual, untuk membantu pelanggan menyamakan ketersediaan produk dengan kisaran permintaan pasar, serta untuk mengoptimalkan strategi dalam aneka produk, distribusi dan harga.