Di Lingkar Kemang, Bukalapak Berbagi Metode Growth Hacking

IMG_20161027_080148
Jakarta, Selular.ID – Memulai usaha rintisan bukan perihal mudah, terutama di industri digital. Guna memberi wawasan kepada calon pelaku startup, Bukalapak menggelar sharing session bertajuk Lingkar Kemang, yang biasa diadakan setiap bulan. Acara ini diramaikan oleh komunitas dan media untuk membahas topik dan isu-isu seputar industri startup, e-commerce maupun digital di Indonesia.

Acara Lingkar Kemang bulan ini membahas topik mengenai growth hacking dan bagaimana perusahaan startup yang ada dan sedang berkembang di Indonesia akan terus bertumbuh di antara para pesaing dan pemain startup lainnya.

Willix Halim, COO Bukalapak, berbagi informasi dan pengalaman dengan teknik bernama growth hacking sebagai salah satu metode yang ia gunakan dengan cara memanfaatkan data-data dan informasi konkret yang ada untuk membuat keputusan dalam bisnis.

Growth hacking adalah istilah yang diciptakan oleh Sean Ellis, seorang pengusaha dan penasihat startup, pada tahun 2010. Konsep growth hacking memiliki tujuan untuk melakukan eksperimentasi secara cepat pada seluruh saluran pemasaran dan pengembangan produk untuk mengidentifikasi cara yang efisien dan efektif demi mengembangkan sebuah bisnis.

Growth hacking merupakan sebuah mindset yang dapat diterapkan tidak hanya dalam sebuah bisnis startup dan e-commerce, tetapi juga dalam bisnis dalam industri manapun. Di industri startup, metode yang biasa digunakan untuk growth hacking berawal dengan mengujikan sebuah hipotesa dengan menggunakan A/B testing.

Willix memaparkan beberapa metode lainnya yang digunakan untuk growth hacking adalah membuat tim yang siap menggunakan data untuk memaksimalkan kinerja, selalu berfokus pada conversi penjualan (sales conversions) serta membuat segala proses bekerja dengan cepat, dari pemograman, akses ke situ web, serta aplikasi lainnya untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan.

Selain Willix Halim, turut menjadi pembicara di Lingkar Kemang adalah Laode Hartanto, Senior VP of Emtek Digital, yang bicara mengenai tren pemasaran iklan (advertising spend) di dunia digital di Indonesia.

Digital advertising atau Internet marketing adalah penggunaan teknologi Internet untuk menyampaikan promosi iklan bagi para pengguna dan konsumen. Untuk itu, digital advertising memberi peluang untuk para pebisnis dan usaha agar dapat menargetkan target mereka dengan cara yang spesifik dan tepat.

Tantangan untuk para pebisnis dan perusahaan adalah untuk memenuhi harapan para pembeli secara terus menerus dengan cara menggunakan dan memanfaatkan ad-technology yang inovatif dan terdepan. Platform ad-technology, konten iklan yang dinamis, dan inovasi dan kecanggihan Internet-of-Things sekarang memberi kesempatan yang tidak terbatas untuk para pemasar dan pengguna iklan untuk melibatkan para pengguna dan konsumen secara lebih dekat dan pribadi melalui semua jalur komunikasi.

Meski begitu, Laode menekankan bahwa media tradisional seperti koran, majalah dan televisi masih merupakan medium yang sangat efektif untuk berkomunikasi dengan rakyat Indonesia. Meskipun baru 50% warga memiliki akses ke dunia digital, lebih dari 90% populasi Indonesia bisa mendapatkan berita dan hiburan dari televisi. Jadi para startup dan perusahaan Indonesia harus mencari kesimbangan yang berarti untuk berkomunikasi dengan target market mereka.