Jakarta, Selular.ID – Layanan penyedia konten video, diyakini menjadi salah satu model bisnis yang akan berkembang di Tanah Air, seiring semakin populernya penggunaan internet di negeri ini. Hooq, menjadi salah satu penyedia layanan video on demand, yang saat ini sedang mencoba peruntungannya di Indonesia.
Guntur Siboro, Head Hooq Indonesia, menerangan, respon konsumen terhadap layanan video seperti Hooq terbilang cukup memuaskan. “Industri konten video, terbilang masih baru di Indonesia, namun responnya cukup memuaskan,” ungkapnya
“Buktinya Hooq yang kurang lebih baru 3 bulan beropersi di Indonesia, saat ini sudah dinikmati sekitar 500 ribu pelanggan. Sebagai sesuatu yang, pencapaian tersebut bisa dikatakan baik,” jelas Guntur.
Pria berkacamata ini lelanjutkan, jika industri penyedia konten, seperti yang sedang dirintis Hooq, saat ini masih dalam tahap awal. Karenanya edukasi saat ini menjadi strategi utama agar layanan ini bisa di kenal masyarakat.
“Pada tahap awal, edukasi menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Salah satu edukasi yang perlu dilakukan, bagaima kita harus memberitahu kepada pelanggan, bahwa layanan Hooq, tidak boros dalam hal penggunaan data internet,” unkapnya.
“Masih banyak konsumen yang berfikir, Hooq dan layanan sejenis boros data. Padahal penggunaan kuota datanya, tidak seboros yang difikirkan. Di Hooq, jika kita nonton 1 film kualitas standar, paling hanya sekitar 300 MB yang terpakai. Hal itu masih normal,” terang Guntur mencontohkan.
Lebih lanjut Guntur bercerita, hal lain yang menjadi tantangan khususnya bagi Hooq, adalah masalah bahasa. “Tidak mudah untuk menterjemahkan film asing ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi jika film itu tidak menggunakan bahasa Inggris,” bebernya.
“Selain tidak mudah, sumber daya manusia untuk melakukan sulih suara juga masih kurang, terutama untuk film di luar bahasa Inggris. Mungkin adanya layanan seperti Hooq, bisa membuka peluang usaha di bidang penerjemah,” bebernya
“Yang pasti kita optimis, kedepannya bisnis ini akan berkembang pesat di Indonesia,” tutup pria yang juga sempat berkarier di salah satu operator selular tersebut.
