Sabtu, 2 Agustus 2025

UMKM Punya Potensi Laten Bagi Pertumbuhan E-commerce Indonesia

BACA JUGA

Andi Sjarief, Co-Founder Nurbaya Initiative
Andi Sjarief, Co-Founder Nurbaya Initiative

Jakarta, Selular.ID – Berkaca dari sejarah, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dari deraan krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia. Padahal di sisi lain, seperti krisis tahun 1998, banyak perusahaan besar gulung tikar akibat pergolakan politik dan turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar secara tajam. Di tengah kondisi demikian, UMKM justru semakin banyak bermunculan.

Tak ayal, berkat kemampuannya untuk bertahan dan terus sukses di tengah krisis membuat UMKM dianggap sebagai garda terdepan perekonomian rakyat Indonesia. Hingga di 2008 UMKM mencetak kontribusi pada PDB hingga 6,5%.

Munculnya gelombang ekonomi kreatif belakangan ini ikut mendorong peran vital UMKM bagi perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini terus berlanjut dengan munculnya gelombang ekonomi digital yang mendapat dukungan penuh Pemerintah dengan dicanangkannya ekonomi digital sebagai program pembangunan nasional. Sejumlah platform e-commerce pun bermunculan dengan modal-modal besar. Bahkan, sebagian besarnya mengaku menggandeng UMKM Indonesia.

Sebagaimana diungkap Andi Sjarief, Co-Founder Nurbaya Initiative, bahwasanya kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia yang tergolong besar.

“E-commerce memang selalu lekat dengan UMKM. Tetapi bukan berarti UMKM tanpa e-commerce lemah dan tak berdaya. Kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia mencapai 58,92 persen. Belum lagi ketika krisis ekonomi 1998 silam, UMKM masih terus bergerak menumbuhkan perekonomian Indonesia,” tandas Andi Sjarief.

Lebih jauh Andi mengatakan dari total UMKM yang di atas 50 juta pelaku tersebut, baru sekitar 5 persen yang masuk ke dalam jaringan online. Ia juga mengatakan produk-produk UMKM yang bisa didapatkan secara online masih sangat sedikit. Jadi, menurutnya apabila toko online mampu menggarap pasar yang besar ini, maka kekuatan ekonomi yang bisa dihasilkan akan sangat besar.

“Jika kedua hal ini digabungkan secara masif, Indonesia akan memiliki populasi ekonomi yang sangat besar dan produktif,” jelasnya.

Selain itu, Andi juga berharap institusi pembiayaan yang selama ini membantu UMKM bisa ikut mendorong pertumbuhan potensi ini dengan menyediakan pembiayaan yang diperlukan. Selama ini pinjaman yang diberikan oleh Bank, misalnya, kepada UMKM cukup besar. Para pelaku usaha juga tidak memiliki kredit macet yang besar perputaran uang bisa terus berjalan dengan baik. Data dari Bank Indonesia memperlihatkan tingkat NPL UMKM di Indonesia sejak 2011 selalu berada di bawah 5 persen.

Di sisi lain, UMKM juga bisa menjadi salah satu garda depan dalam memenangkan persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini. Dengan dukungan e-commerce, tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan, atau bahkan di dunia, merupakan hal yang sangat mungkin untuk dicapai.

So, bukan hal yang berlebihan jika UMKM di Indonesia disebut memiliki potensi laten (tersembunyi) yang sangat besar untuk bisa dikembangkan lebih jauh lagi.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU