4G LTE“Yuk, beralih ke jaringan 4G! Ada diskon khusus untuk kamu beli Andromax 4G LTE. Ketik LTE kirim ke 6064 atau klik http://my.smartfren.com/upgrade4G”.

Jakarta, Selular.ID – Itulah SMS lengkap yang mampir ke ponsel saya pada Kamis (3/12/2015). Sebagai satu dari 12 juta pengguna Smartfren, saya sepertinya harus “rela” menerima kiriman SMS promo berisi ajakan pindah ke layanan 4G. Saya tidak pernah menghitungnya, namun setidaknya dalam sepekan dua hingga tiga SMS bernada sama, kerap mampir, membuat saya mau tidak mau harus membacanya.

SMS promo seperti itu, bisa jadi saat ini juga sering-sering hinggap ke ponsel Anda. Apalagi dengan resminya penataan frekwensi di 1.800 Mhz pada awal November 2015, membuat empat operator GSM sebelumnya (Telkomsel, XL Axiata, Indosat dan Tri), bisa langsung menggeber layanan 4G yang dijanjikan mampu berlari tiga kali lebih cepat dibandingkan teknologi 3G. Sebelumnya Smartfren Telecom sudah duluan memperkenalkan 4G pada Agustus 2015. Demikian juga dengan Bolt Internux. Operator BWA milik Lippo Group ini bahkan pernah melenggang sendirian setahun sebelumnya, meski punya coverage terbatas di Jabotabek saja.

Seperti halnya 3G, ekspansi jaringan memang menjadi hal yang sangat krusial bagi kenyamanan pelanggan untuk bisa menikmati layanan 4G. Smartfren misalnya, sudah mengcover 22 kota. Indosat 21 kota dan menargetkan 14 kota lainnya dapat tercover sinyal 4G hingga akhir 2015. Telkomsel juga sudah memperluas cakupan ke 11 kota. Sedangkan XL Axiata sudah meng-cover 8 kota dan menargetkan tambahan 30 kota pada 2016.
Alhasil, setelah perluasan network 4G ke berbagai kota di seluruh Indonesia, program marketing dan penjualan kini sudah menjadi gawean wajib yang terus digeber para operator. Mereka tentunya ingin investasi besar yang sudah ditanamkan dapat segera berbuah menjadi revenue, sehingga membantu performansi perusahaan di masa depan.

Tentu saja bermacam kiat dan strategi diusung oleh operator untuk menggaet pelanggan 4G. Smartfren misalnya meluncurkan beberapa program stimulus, misalnya dengan memberikan potongan harga untuk pembelian smartphone 4G dan perangkat modem 4G Mifi (Mobile Wifi). Diskon yang ditawarkan juga tidak tanggung-tanggung, yakni hingga 70% untuk pembelian smartphone dan modem MiFi.

Tidak hanya itu, Smartfren juga mengadakan program gratis modem 4G MiFi bagi pelanggan Smartfren. Namun ini hanya bagi pelanggan terpilih yang didasarkan pada lamanya penggunaan kartu Smartfren dan jumlah ARPU (average revenue per user). Sebelumnya Smartfren juga melakukan program trade in handset 4G bagi pelanggan yang ingin mengganti ke smartphone 4G, serta bundling dengan smartphone Samsung seri J. Program lain yang tak kalah menarik adalah diskon harga tarif paket internet 4G. Misalnya, paket True Unlimited seharga Rp 300 ribu, dari yang sebelumnya Rp 700 ribu.

XL4G_2

Seperti halnya Smartfren, XL Axiata juga terus menggenjot program pemasaran. Salah satunya adalah dengan menawarkan paket internet Super HotRod yang didesain memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan paket internet lainnya, baik dari sisi kecepatan maupun prioritas jaringan. Paket tersebut dibandrol mulai dari harga Rp 99 ribu hingga Rp 199 ribu.

Selain itu, untuk menciptakan brand experienxe maupun brand engagement seputar layanan 4G LTE-nya, XL menghadirkan PITSTOP 4G LTE Experience di XL Center, berbagai mall, hingga pusat penjualan ponsel di daerah Jabodetabek. Di sana, XL ingin mengundang warga kota Jabodetabek untuk meng-up grade simcard-nya ke simcard 4G dan mencoba paket Super HotRod di XL.

Bagi pelanggan XL yang ingin mengganti simcard-nya menjadi 4G, XL menawarkan promo menarik. Di antaranya, diskon 10 persen untuk berbelanja di situs belanja online Elevenia dan nonton gratis tayangan Liga Inggris di smartphone mereka. Di PITSTOP, non pelanggan XL juga bisa mendapatkan nomor perdana 4G XL dengan harga yang terjangkau Rp 10 ribu, yang sudah berisi pulsa Rp 3.000.

alex rusli 4gplus

Lain lagi dengan strategi yang ditempuh Indosat Ooredoo. Pasca peluncuran layanan 4G Plus Indosat Ooredoo pada November 2015, sebanyak 40 juta orang di Indonesia diklain sudah dapat menikmati layanan 4Gplus ini. Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat Ooredoo, optimis angka tersebut akan bertambah lebih banyak lagi karena Indosat Ooredoo berkomitmen untuk menjangkau 5 juta orang lagi setiap bulannya selama 2016.

Alex haqul yakin angka itu dapat dicapai karena Indosat Ooredoo sekarang memiliki mobile agents yang diakui sebagai yang pertama di Indonesia untuk menghadirkan layanan yang mudah dan cepat bagi para pelanggan. Para agen akan berkeliling di berbagai lokasi-lokasi strategis dan menyediakan layanan seperti upgrade ke USIM 4Gplus dalam waktu layanan kurang dari 5 menit.

“Sebanyak 3.000-an karyawan Indosat juga akan bertindak sebagai mobile agents, termasuk saya. Setiap hari saya akan membawa 5 kartu perdana untuk ditawarkan,” ujarnya dalam satu kesempatan.

Layanan 4G Telkomsel
Layanan 4G Telkomsel

Bagaimana dengan Telkomsel? Operator terbesar di Indonesia ini tampaknya lebih mengandalkan program pemasaran langsung ke pusat-pusat perbelanjaan. Dengan menyewa booth, para wiraniaga Telkomsel langsung memperkenalkan layanan 4G dan produk-produk yang ditawarkan. Pelanggan juga bisa langsung mengganti SIM card lama, baik 2G maupun 3G, ke SIM card 4G dengan cepat dan mudah.

Edukasi 4G

Meski coverage masih terbatas, menggenjot sebanyak-banyak pelanggan, kini rupanya sudah sudah menjadi program prioritas operator. Lantaran terbilang masih baru, persaingan para operator untuk mendapatkan pelanggan 4G masih sangat terbuka lebar. Demi memikat para konsumen, operator pun berani mengklaim jika layanan 4G merupakan yang terbaik. Berbagai jargon pun dimunculkan untuk memperkuat klaim tersebut. Mulai dari Super 4G LTE , Ultra 4G LTE, 4G LTE Advanced, 4G Plus dan lainnya.

DSC_0004-speed-test-smartfren-LTE-di-Bandara-IG-Ngurah-Rai

Alhasil, persaingan layanan 4G tidak hanya soal kecepatan dan jangkauan, tapi juga merambat kepada tarif paket internet. Masing-masing operator berupaya menawarkan tarif yang bisa memikat pengguna agar mau beralih menggunakan layanan 4G.

Sayangnya, ditengah jor-joran program promosi, masih banyak konsumen tidak sepenuhnya memahami apa itu 4G LTE. Karena keasyikan mengakses internet, sampai-sampai sering kali pengguna tak sadar jika kuota datanya habis. Padahal untuk urusan harga, layanan 4G sama dengan 3G. Sebenarnya yang terjadi adalah, kuota data pengguna jadi cepat habis lantaran kecepatan yang dilontarkan jaringan 4G jauh lebih ngebut dari 3G. Sehingga secara tak sadar pengguna mengkonsumsi data lebih banyak dari biasanya.

Munculnya persepsi bahwa 4G mahal menunjukkan bahwa operator perlu lebih banyak mengedukasi masyarakat. Edukasi yang konsisten adalah hal yang penting, sebelum keluhan dari pengguna yang mengatakan jika tarif data 4G dianggap mahal tambah menjamur.

Di sisi lain, operator juga harus realistis. Pasalnya, meski layanan 4G LTE sudah dapat dinikmati namun eksistensi 3G dinilai tak serta-merta tergusur. Bahkan masih tetap akan jadi primadona mobile broadband dalam beberapa tahun mendatang. Artinya, dalam beberapa tahun ke depan, jaringan data berbasis 3G masih akan mendominasi meski coverage LTE semakin meluas. Hal ini dikarenakan para pengguna seluler masih nyaman menggunakan 3G didukung dengan banyak beredarnya handset dengan harga terjangkau yang masih berbasis 3G di Indonesia.

menanti 4G

Faktanya, kondisi seperti ini ternyata tak hanya berlaku di Indonesia saja. Beberapa negara yang telah menerapkan LTE pun, masih harus melawan pamor 3G dalam hal penggunaan data. Jepang, Korea dan negara yang telah mengimplementasikan LTE masih mengelola pelanggan 3G mereka yang masih menjadi mayoritas. Itulah mengapa kebanyakan negara yang menggelar LTE lebih memilih untuk wilayah-wilayah dengan trafik data yang tinggi seperti kota-kota besar dan juga area pusat bisnis, dalam arti jumlahnya masih terbatas.

Meski di Indonesia layanan 4G masih dalam tahap inisiasi, namun hal tersebut diyakini hanya persoalan waktu. Sama halnya saat pengguna mau beralih dari layanan 2G ke 3G, yang nota bene butuh waktu lebih lama. Meski demikian, memang tak mudah untuk memigrasikan pelanggan 3G ke 4G. Butuh waktu dan edukasi yang konsisten dari operator mengenai manfaat 4G. Artinya, di sini operator justru lebih banyak bertempur dengan diri sendiri. Menggarap potensi pelanggan 4G dari dalam sendiri, sudah lebih dari cukup ketimbang harus mengakusisi pelanggan operator lain.

Kabar baiknya, jumlah pengguna internet di dunia meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir berkat kehadiran teknologi 3G dan 4G. Firma riset International Data Corp (IDC) mengungkap, jumlah pengguna internet di dunia pada 2016 siap melampaui 3,2 miliar orang, alias 44 persen dari jumlah populasi Bumi. Dari jumlah tersebut, lebih dari 2 miliar pengguna akan terhubung secara online melalui perangkat mobile.

Pertumbuhan akses Internet berlangsung di seluruh dunia. Beberapa negara terpantau mengalami pertumbuhan yang cepat termasuk China, India, dan Indonesia, dengan kontribusi hampir separuhnya dari akses secara global selama lima tahun ke depan. Kombinasi perangkat harga terjangkau dan jaringan nirkabel yang makin lebih baik membuat aksesibilitas lebih mudah di negara-negara dengan populasi yang sebelumnya belum terlalu melek teknologi.