Jakarta, Selular.ID. Sudah bukan rahasia lagi jika industri selular saat ini terbilang tidak sehat. Pasalnya, dari lima operator yang saat ini bersaing (Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Tri, Smartfren), hanya Telkomsel yang mampu membukukan keuntungan. Lainnya harus menelan kerugian yang tak sedikit. Repotnya, kerugian bisa terus bertambah terutama dari rugi kurs akibat hutang dollar, mengingat nilai rupiah yang masih naik turun dalam dua bulan terakhir.
Agar tidak terus terpuruk, Menkominfo Rudiantara, mengingatkan bahwa operator perlu menjalankan bisnis secara lebih hati-hati.
“Investasi besar yang sudah dikeluarkan harus bisa kembali dalam bentuk keuntungan yang kemudian menjadi modal dalam menjalankan operasional perusahaan, re-invetasi sekaligus kontribusi kepada negara dalam bentuk pajak, dan deviden kepada para pemegang saham”, ujar Rudiantara.
Untuk itu, menteri yang akrab dipanggil Chief RA ini, meminta operator tak lagi jor-joran menggenjot jumlah pelanggan.
“Lupakan pelanggan banyak. Buat apa pelanggan mencapai puluhan juta kalau perusahaan sakit. Sekarang waktunya fokus ke pencapaian revenue, sehingga bisa meningkatkan net income dan juga EBITDA”, tegas Chief RA dalam acara HUT ke-19 XL Axiata di Grha XL, Mega Kuningan, Jakarta (16/10).
Sebagai mantan direktur di XL Axiata, Rudiantara mendukung penuh strategi yang ditempuh oleh CEO XL Axiata Dian Siswarini yang tak lagi mengedepankan price leader, sebagai strategi untuk mendongkrak kinerja perusahaan. Sebagai gantinya, Dian lebih memilih profitability focused model. Ini adalah model bisnis yang mengedepankan keuntungan buat perusahaan dinilai lebih cocok mengingat kebutuhan pelanggan lebih beragam, khususnya layanan data yang akan menjadi revenue masa depan bagi operator.
Konsekwensi dari strategi ini, jumlah pelanggan XL merosot drastis, dari 55 juta pelanggan menjadi 48 juta. Namun di sisi lain, XL mulai menuai hasil yang positif karena ARPU mulai meningkat. Dian mengungkapkan, ARPU perusahaan pada awal Januari 2015 masih sebesar Rp 27 ribu. Namun di kuartal ketiga, mengalami peningkatan menjadi Rp 31 ribu.
Menurut Dian, hal itu menunjukkan usage pelanggan semakin meningkat, terutama di sisi layanan data. Dengan kata lain, pelanggan XL mulai memaksimalkan layanan di luar basic service (SMS dan voice).
“Tumbuhnya pengguna data juga memberikan peluang bagi XL untuk terus menggenjot layanan bernilai tambah, seperti mobile payment, mobile advertising, e-commerce, dan lainnya”, imbuh Dian.