Jakarta, Selular.ID – Sudah resmi beroperasi di Jabodetabek, namun Ojek Syari alias Ojesy hampir tidak pernah terlihat berseliweran di jalanan untuk mengantar penumpang. Selama ini, yang akrab nampak di mata kebanyakan para punggawa Go-Jek dan GrabBike, baik sedang melakukan tugasnya atau sekedar mangkal di pinggiran jalan.
Sedari awal perekrutan, Ojesy sudah menekankan kepada driver atau yang disebut sebagai sahabat pengendara, untuk tidak ‘ngetem’ menunggu order di lokasi manapun. Pengendara yang seluruhnya adalah wanita, cukup standby di rumah sambil mengerjakan kewajiban dan tanggung jawab sebagai istri atau ibu yang mana itu lebih utama. Ketika ada orderan dari konsumen, para customer service Ojesy baru akan menghubungi para sahabat pengendara. Bila keadaan memungkinkan untuk mengambil orderan tersebut, barulah driver berperan sebagai bagian Ojek Syari untuk melayani para wanita di Indonesia.
Dalam sebuah postingan di Facebook Fanpage resmi Ojek Syari, pihak manajemen startup asal Surabaya tersebut memberikan alasan terkait peraturan yang diberlakukan dalam hal pelarangan sembarangan beredar di jalan. Berikut keterangannya.
“Manajemen OjeSy sadar bahwa kami harus menjaga kehormatan para wanita yang menjadi Sahabat Pengendara. Bergabungnya para wanita untuk menjadi Sahabat Pengendara adalah atas dorongan ingin membantu dan memberikan rasa aman dan nyaman buat para wanita atas layanan ojek yang dibutuhkan para wanita yang tidak mempunyai mahram untuk bepergian, untuk para wanita yang membutuhkan kenyamanan saat berada di belakang orang yang memboncengnya. Dan ini dilakukan atas dasar mempertimbangkan manfaat yang bisa didapatkan untuk banyak pihak tanpa menafikan ada sisi mudharat yang bisa saja timbul atas kondisi-kondisi yang tak terduga ketika di jalan,” begitu tulis pihak Ojesy, (15/10/2015).
Larangan para pengemudi ojek online mangkal di trotoar-trotoar ibukota memang sepatutnya berlaku bagi seluruh pelaku bisnis ride sharing ini. Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta akan menertibkan dan membangun kebijakan itu karena didasari keluhan banyak pejalan kaki akibat ojek online yang mangkal di sejumlah trotoar di ibukota.
Bahkan, tak segan-segan pihak Dishub bakal angkut motor pengendara ojek online itu bila kedapatan masih ‘ngetem’ di trotoar.