Telkom dan ZTE Duet Kembangkan IP-Based Video

Ilustrasi kerjasama Telkom dan ZTE
Ilustrasi kerjasama Telkom dan ZTE

Jakarta, Selular.ID – Layanan berbasis video kian marak seiring dengan membaiknya koneksi internet. Terlihat dari YouTube yang sudah menjadi medium baru untuk hiburan sebagai alternatif televisi. Telkom rupanya tegiur dengan peluang tersebut. Bersama ZTE, induk perusahaan Telkomsel ini akan membangun Pusat Inovasi Bersama yang berfokus pada pengembangan teknologi Internet Protocol-based (IP-based) video.

Pusat Inovasi Bersama tersebut akan menggabungkan kemampuan ZTE dalam solusi IPTV dan OTT dengan komitmen Telkom Indonesia untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia. Pusat penelitian ini akan fokus pada penelitian teknologi IPTV dan OTT, membangun kerjasama dengan penyedia teknologi lainnya, dan mengembangan pelayanan baru. Proyek ini memperkuat kerjasama strategis antara ZTE dengan Telkom.

Sebelumnya, ZTE juga telah mendapatkan kontrak terbesar untuk jaringan IPTV Telkom Indonesia, di bawah merk UseeTV Cable. Dalam kerjasama ini, ZTE mendukung Telkom Indonesia dalam hal pembangunan, pengoperasian, dan perawatan jaringan IPTV tingkat bit rendah (low-bit-rate) sejak tahun 2013 sampai 2016 nanti.

ZTE menyediakan perlengkapan sistem IPTV, termasuk high definition (HD), standard definition (SD); dan perangkat tingkat bit rendah (low bit rate) serta perangkat Set Top Box (STB). ZTE juga memberikan layanan-layanan mereka, seperti pengoperasian, perawatan, dan hosting peralatan serta menyediakan layanan end-to-end untuk optimalisasi jaringan.

Perusahaan teknologi asal Tiongkok tersebut mengklaim saat ini sistem IP-based video miliknya telah melayani 26 juta lebih pengguna aktif di lebih dari 60 titik penyebaran di seluruh dunia. Dalam laporan penelitian pihak ketiga IDC dan Ovum, produk IPTV/OTT milik ZTE berada pada peringkat pertama di pasar Tiongkok. Selain itu, STB, middleware, dan VOD milik ZTE menduduki peringkat pertama di seluruh dunia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Multimedia Research Group (MRG).