Kedua hackers ini telah berhasil “mengganggu” jaringan end to end GSM, termasuk meng-crack security code GSM dengan langkah mudah dari perangkat berupa ponsel. Dikutip dari telegraph.co.uk (1/1/2011), disebutkan kedua hackers juga mampu mencuri data-data penting.
Lewat telegraph.co.uk, Simon Bransfield-Garth, Chief Executive of Mobile Phone Security dari Cellcrypt mengatakan, mulai saat ini industri harus merancang sistem penangkal serangan hackers, sudah seharusnya sistem keamanan voice call mempunyai proteksi tinggi, sepeti halnya proteksi pada jaringan email.
Saat ini 80 persen jaringan voice call di seluruh dunia terbilang rawan serangan hacking. Kebanyakan jaringan suara operator dunia mengadopsi standar GSM. Standar GSM pada dasarnya sudah diproteksi selama 22 tahun lewat metode enkripsi algoritma A5/1.
Tapi sayang pada tahun 1999, enkripsi A5/1 berhasil di cracked, sehingga frekuensi di ponsel dan BTS (Base Transceiver Station) dapat dikacaukan. Merespon hal tersebut, GSMA (GSM Association) pada tahun 2007 meluncurkan algoritma baru yang lebih kuat, yakni A5/3. Tapi baru beberapa operator GSM di dunia yang telah melakukan upgrade enkripsi algoritma. (Haryo Adjie Nogo Seno)