Jakarta, Selular.ID – Revolusi smartphone mengambil alih ruang video over-the-top (OTT) di Indonesia. Hal itu terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Akamai Technologies dan Kadence International.
Adam Riley, Regional Sales Director, South Asia and ANZ, pada acara Broadcast Indonesia di Jakarta International Expo, mengungkapkan bahwa sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat dunia dan pasar smartphone terbesar ketiga di Asia Pasifik, serta diiringi dengan adanya dorongan pemerintah untuk mempercepat digitalisasi di berbagai sektor, termasuk salah satunya yakni layanan OTT, pasar Indonesia dinyatakan telah siap mendapatkan keuntungan dari adanya peluang di pasar OTT.
Adam memaparkan bahwa perangkat selular adalah satu-satunya perangkat yang paling sering digunakan untuk menonton video online di negara-negara berkembang ASEAN, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan penelitian tersebut, lebih dari sepertiga pemirsa Indonesia menonton konten video online melalui perangkat selular mereka.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa para penonton di Indonesia menginginkan variasi dan konten eksklusif saat berlangganan layanan video online dan bersedia untuk berlangganan layanan video online.
“Indonesia merupakan salah satu Negara dengan pertumbuhan tercepat, hal ini terlihat dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang meningkat dibandingkan tahun 2016, dengan hampir tiga kali lipat dari rata-rata global dengan pertumbuhan 51% dari tahun ke tahun,” kata Adam.
Selain itu, perangkat selular masih menjadi hal yang utama bagi para pengguna di Indonesia. Jumlah pengguna internet dan smartphone, ditambah dengan adanya penemuan di laporan Akamai dan Kadance yang menunjukkan bahwa masih ada ruang bagi pemain OTT internasional dan lokal untuk memasuki pasar OTT di Indonesia, yang fokus pada perangkat selular.
Hasil utama penelitian ini meliputi:
1. Televisi adalah media yang paling sering dikonsumsi di Indonesia, tetapi tren saat ini menunjukan bahwa sudah banyak yang berpindah ke perangkat selular.
Penonton di Indonesia menghabiskan waktu yang sama untuk menonton TV (7.8 jam) dengan menonton video online (7.7 jam). Namun, melihat perkembangan pengguna smartphoneyang bertumbuh dengan cepat dan berkelanjutan, yang lebih dari sepertiga konsumen yang diteliti sudah menonton konten video online di aplikasi ponsel mereka. Ponsel merupakan perangkat dari serangkaian media yang tepat untuk mengonsumsi konten.
2. Penonton di Indonesia bersedia untuk berlangganan layanan video online, yang terdorong oleh aksesbilitas, keterjangkauan, dan konten eksklusif.
Para pengguna di Indonesia menunjukkan keinginan yang tinggi untuk berlangganan layanan online berbayar karena dipengaruhi oleh berbagai konten dan harga (61%), keinginan mengkonsumsi konten eksklusif berada di peringkat tertinggi (56%) ketika dibandingkan dengan Thailand (43%) dan Filipina (43%). Penonton Indonesia juga lebih menyukai konten internasional (55%) untuk konten lokal (45%).
3. Iklan tidak akan hilang dalam waktu dekat.
Sebanyak 73% penonton Indonesia yang tidak berlangganan video online saat ini menunjukkan mereka tidak akan membayar layanan video online meskipun iklan telah dihilangkan. Hal ini menjadi perbandingan tertinggi dengan negara ASEAN lainnya, seperti Thailand (67%) dan Filipina (60%).