Selain unggul pada performa audio, spesifikasi lainnya pun tak kalah canggih. Di bawah layar 500 nit-LTPS-nya terbenam SoC Qualcomm Snapdragon 600 quad-core (1.7GHz, 2GB RAM dan mesin grafis Adreno 320), penyimpanan built-in 16GB atau 32GB, kapasitas baterai 3.400 mAh dan NFC. Pada bagian belakang bisa ditemukan lensa kamera Sony 13 Mpix di samping sepasang speaker. Bagi penggemar suara musik yang jernih, format file musik FLAC bisa diputar secara native di Xplay. Putar balik Vivo Xplay menghadap depan, Anda akan melihat sebuah kamera 5 Mpix, serupa dengan yang ada di perangkat mid-range Oppo Ulike 2.
Vivo berhasil mengemas semua itu dalam kerangka body pipih yang hanya setebal 7.99mm dengan bezel layar selebar 2.3mm dan rasio area jarak pandang yang besar yakni 75,11 persen. Sayangnya, untuk koneksi 3G hanya mendukung WCDMA 2100. Artinya, Xplay mungkin akan lebih mengandalkan GSM 850/900/1800/1900 atau WiFi di negara lain di dunia.
Beberapa fitur unggulannya termasuk aneka gerakan sedikit-sentuhan. Gerakkan ke arah depan untuk membalik halaman, arahkan tangan ke sebuah ikon untuk meluncurkan aplikasi dengan kursor, arahkan tangan ke handphone untuk membuka kunci, dan letakkan tangan di depan layar ponsel untuk mendiamkan suara panggilan masuk.
Ada juga dukungan asli untuk transfer file yang lebih besar dari 4GB, sehingga lebih mudah menggunakan WiFi Display atau DLNA untuk streaming file video besar. Asyiknya, Anda bisa menyaksikan sebuah video dalam jendela pop-up dari halaman aplikasi lain.
Vivo Xplay 16GB tersedia dalam warna hitam dan putih, kini sudah siap untuk pre-order di Cina seharga ¥ 2.998, atau sekitar Rp4,9 juta. Paket termasuk beberapa tag NFC, kabel OTG, pelindung layar dan sepasang earphone. Tidak ada informasi lanjutan mengenai tanggal atau harga untuk versi 32GB. Semoga segera tiba setelah versi 16GB yang meluncur pada paruh kedua Mei. (Nis)