Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

5 Tren Teknologi Terbaru Dalam Ekonomi Digital

BACA JUGA

Accenture-TechVision-2017
Jakarta, Selular.ID – Manusia memiliki kemampuan dalam membentuk dan menggunakan teknologi untuk melakukan perubahan yang positif, meningkatkan kualitas hidup serta mengubah usaha dan tatanan sosial. Itu merupakan hasil penelitian dalam laporan tahunan Accenture, yang memprediksikan tren teknologi yang akan paling banyak digunakan dalam bisnis selama tiga tahun ke depan.

Selama hampir 17 tahun, konsultan manajemen teknologi Accenture telah melihat secara sistematis seluruh lansekap perusahaan untuk mengidentifikasi pertumbuhan tren teknologi berkembang yang memiliki potensi besar untuk mempengaruhi bisnis dan industri.

Sebagai bagian dari Technology Vision, Accenture melakukan survei terhadap lebih dari 5.400 pebisnis dan praktisi TI di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sekitar 95% responden (dibandingkan 86 persen responden global) setuju bahwa teknologi telah mengalami kemajuan pesat karena terdapat efek pengganda dari teknologi yang mampu menciptakan terobosan inovasi.

Technology Vision mengidentifikasi lima tren teknologi terbaru yang penting untuk kesuksesan bisnis dalam ekonomi digital saat ini:

1. Artificial Intelligence is the new User Interface
Intelijensia buatan (AI) saat ini mulai bangkit, mengatasi berbagai masalah dengan membuat interaksi menjadi lebih sederhana dan pintar. AI menjadi bentuk tatap muka pengguna (UI) yang baru, mendukung cara kita bertransaksi dan berinteraksi dengan sistem.

Sebanyak 87% responden dari Indonesia (dibandingkan 79% responden global) setuju bahwa AI akan merevolusi cara mereka memperoleh informasi dan berinteraksi dengan pelanggan. Selain itu, Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tengah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun belakangan ini dan Indonesia menjadi salah satu negara yang mulai ikut meliriknya.

Intelijensia buatan telah banyak diterapkan oleh para pengusaha untuk mendukung operasional dan performa bisnis mereka. Keuntungan dari penerapan AI adalah dapat membantu perusahaan untuk memaksimalkan layanan menjadi lebih personal kepada tiap konsumennya.

2. Design for Humans
Keputusan untuk mendesain teknologi dibuat oleh manusia, untuk manusia. Teknologi beradaptasi terhadap cara kita berperilaku dan teknologi belajar dari manusia untuk meningkatkan kualitas hidup, membuat manusia lebih kaya dan merasa lebih terpenuhi.

85% eksekutif dari Indonesia dan ASEAN (dibandingkan dengan 79% eksekutif global) yang mengikuti survei setuju bahwa organisasi harus memahami tidak hanya posisi individu hari ini, tetapi juga dimana mereka ingin berada – dan membentuk teknologi untuk beraksi sebagai pemandu untuk mewujudkan hasil yang diharapkan.

3. Ecosystems as Macrocosms
Perusahaan yang menyediakan layanan satu pintu untuk beragam layanan, telah melanggar aturan tentang bagaimana perusahaan beroperasi dan berkompetisi. Perusahaan tidak hanya membutuhkan sebuah platform strategi, mereka membutuhkan pendekatan ekosistem yang kaya dan kuat untuk memimpin di era kecerdasan baru.

Sebanyak 22 persen eksekutif dari Indonesia (dibandingkan dengan 27 persen eksekutif global) menyatakan bahwa ekosistem digital telah mengubah cara organisasi dalam memberikan nilai bagi pelanggan.

Saat ini kegiatan bisnis tidak berjalan secara ekslusif baik itu B to B maupun B to C, namun sudah menjadi sebuah ekosistem yang terintegrasi antara platform bisnis, konsumen, pengusaha dan karyawan saling membutuhkan dan menjadi mitra. Sehingga para pengusaha harus mampu beradaptasi dalam ekosistem digital.

4. Workforce Marketplace
Jumlah platform tenaga kerja yang dibutuhkan dan solusi manajemen pekerjaan secara online kini tumbuh dengan pesat. Hasilnya, perusahaan-perusahaan terkemuka saat ini menghapus hirarki tradisional dan mengganti mereka dengan talent marketplaces (pasar sumber daya manusia), dimana akhirnya dapat menggerakan transformasi ekonomi mendalam sejak Revolusi Industri.

95% eksekutif dari Indonesia (dibandingkan dengan 85% eksekutif global dan 66% eksekutif ASEAN) mengatakan mereka berencana untuk meningkatkan penggunaan pekerja lepas di masa mendatang. Tren terhadap shared economy pun telah dimulai di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari maraknya kontrak-kontrak on-demand dengan para pekerja independen, ditandai pula dengan hadirnya layanan berbasis digital Uber, GetCraft dan Freelancer.com.

Technology-Vision-Infograph
5. The Uncharted
Untuk mensukseskan ekonomi digital saat ini, perusahaan harus mempelajari area yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Alih-alih hanya berfokus pada pengenalan produk dan jasa yang baru, mereka harus berpikir lebih luas – memaksimalkan peluang untuk menciptakan aturan dan standar untuk sebuah industri yang baru.

Kenyataannya, 70% eksekutif dari Indonesia (dibandingkan dengan 74% eksekutif global) menuturkan bahwa organisasi mereka sedang memasuki industri digital yang baru dan belum terdefinisikan sebelumnya. Di Indonesia, kebutuhan akan layanan on-demand yang spesifik seperti transportasi daring, digital payment, on-demand workforce dan layanan pengiriman makanan secara daring semakin marak sehingga memicu tipe bisnis baru.

Saat ini industri dituntut menjadi market shaper (pembentuk pasar). Tidak hanya menciptakan produk dan jasa, namun mereka harus mampu membentuk industri digital baru; mulai dari pembuatan standar teknologi, kode etik dan regulasi yang dapat mengakomodir kebutuhan bersama.

Tren ini, selain semakin memperluas lapangan kerja, bisnis-bisnis ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari yang bersifat mendasar dan praktis dengan didukung oleh platform digital.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU