Jakarta, Selular.ID – Berkembangnya teknologi digital membawa imbas ke berbagai pihak. Termasuk untuk kalangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Hal inilah yang disadari oleh pemerintah kota Kudus. Dengan gencar merangkul para pelaku UKM agar dapat memanfaatkan teknologi digital untuk berkembang dan membuka pasar lebih luas lagi.
Dengan adanya pemberdayaan UKM yang melek digital ini, para pelaku usaha diharapkan bisa mengembangkan strategi pemasaran yang semula hanya lewat model konvensional, kini memanfaatkan fasilitas internet lewat toko online.
Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus, Sudiarti, menyampaikan, institusi yang dipimpinnya mencatat, ada sekitar 500 UKM yang menghasilkan karya khas Kudus. Dan yang mulai masuk di dunia maya antara lain batik, bodiran, gebyok, jenang dan kopi.
“Yang sudah siap Go Digital baru sekitar 100-an,” ujar Sudiarti saat ditemui dalam pameran kerajinan khas Kabupaten Kudus di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Di 2020 nanti, kota Kudus yang mempunyai filosofi SUSJIGAG (Bagus, Ngaji dan Dagang) ini mentargetkan untuk mencetak 1000 digital entrepreneur, 1 juta petani dan nelayan go digital, serta 8 juta UKM go digital. Setiap tahunnya, UKM berkontribusi 58% terhadap PDB nasional, namun hanya 5% dari total 56 juta UKM di Indonesia yang sudah go digital.
Bupati Kudus H. Musthofa dalam keterangan tertulis mengatakan, program go digital sudah mulai berjalan yakni Kampung Digital yang bekerjasama dengan salah satu penyedia telekomunikasi di tanah air. Lokasinya di Desa Pedurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Di desa ini, konsep go digital yang mulai diterapkan berupa usaha konveksi dan border.