Minggu, 3 Agustus 2025
Selular.ID -

Analis : Network Sharing Cenderung Beri Dampak Negatif

BACA JUGA

-bts.jpg-201505041115491Jakarta, Selular.ID – Network sharing masih diyakini pemerintah dalam hal ini Kementrian Telekomunikasi dan Informatika, sebagai salah satu cara ampuh, untuk mempercepat penyebaran layanan telekomunikasi hingga pelosok menjadi salah satu cara yang diyakini.

Keyakinan pemerintah tersebut tidak sepenuhnya salah, hanya saja dalam prosesnya menjalankan konsep berbagi jaringan tidak semudah membalikan telapak tangan.

Berbagai pengamat menilai, penerapan network sharing harus dikaji sangat detail, agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan jika nantinya peraturan tersebut jadi diimplementasikan.

Menurut Kahlil Rowter, Chief Economist Danareksa Research Institute, salah satu poin yang harus diperhatikan, yakni perihal pemberian kompensasi yang adil, terutama bagi operator yang telah lebih dulu membangun.

Dalam analisanya, kompensasi yang wajar sesuai dengan nilai keekonomian mutlak diperlukan agar keberlangsungan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia dapat terus terjaga.

“Jadi pemerintah tak bisa semena-mena menetapkan kewajiban network sharing dan penetapan biaya interkoneksi tanpa adanya kompensasi secara komersial kepada operator yang telah membangun jaringan,” ucapnya dalam sebuah diskusi yang dihadiri awak media.

Sementara itu, Leonardo Henry Gavaza CFA, analis saham Bahana Securities, menuturkan perhitungan yang wajar untuk biaya konpensasi, yakni dengan menghitung nilai investasi yang telah dikeluarkan oleh operator penyelenggara jaringan ditambah dengan internal rate of return (IRR) atau economic rate of return (ERR).

“Kemarin perhitungan interkoneksi yang diajukan oleh Telkom Group mungkin sudah ditambah IRR, namun ditolak oleh regulator,” papar Leonardo

Lebih lanjut Leonardo menilai, jika pemerintah tak memasukkan komponen IRR dalam penetapan network sharing, justru akan mengganggu keberlangsungan pembangunan jaringan telekomunikasi

“Alhasil operator yang telah lebih dulu membangun, jadi tak memiliki competitive advantage lagi. Bahasa mudahnya, mereka susah-susah membangun, tapi operator lain bisa menggunakan jaringan tersebut tanpa kompensasi yang adil,” ucapnya

“Padahal, membangun infrastruktur telekomunikasi seperti backcone memiliki risiko yang tinggi. Investasinya besar, tapi imbal hasilnya sangat kecil,” tuntasnya.

- Advertisement 1-

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU